Dolar AS Masih Perkasa, Rupiah Terpuruk di Level Rp15.240

Feby Novalius, Jurnalis
Selasa 09 Oktober 2018 09:56 WIB
Foto: Uang Rupiah (Okezone)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) masih mengalami pelemahan. Rupiah belum beranjak di level Rp15.000-an per USD.

Melansir Bloomberg Dollar Index, Selasa (9/10/2018) pukul 09.19 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange melemah 22,5 poin atau 0,15% ke level Rp15.240 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp15.222 per USD-Rp15.240 per USD.

Sementara itu, Yahoofinance juga mencatat Rupiah melemah 20 poin atau 0,13% menjadi Rp15.235 per USD. Dalam pantauan Yahoofinance, Rupiah berada dalam rentang Rp15.205 per USD hingga Rp15.235 per USD.

Baca Juga: Sudah Tembus Rp15.200/USD, Sri Mulyani Beri Sinyal Rupiah Masih Akan Hadapi Tekanan

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pergerakkan nilai tukar Rupiah sangat dipengaruhi kondisi eksternal. Terutama dari kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) yang membuat mata uang negara di seluruh dunia terdepresiasi.

Dia menjelaskan, pelemahan Rupiah dipicu kenaikan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury) 10 tahun yang kini mencapai di atas 3,4%. Persentase tersebut meingkat tajam, mengingat selama ini suku bunga US Treasury 10 tahun sebesar 3%.

"Jadi melihat bahwa dinamika perekonomian AS itu sangat mendominasi dan pergerakannya itu sangat cepat sekali kalau dulu treshold untuk bond-nya AS yang 10 tahun adalah 3%, jadi waktu mereka mendekati 3%, memunculkan reaksi dari seluruh pergerakan terutama nilai tukar dan suku bunga internasional, sekarang sudah di atas 3 persen," jelas dia di Hotel Mulia, Bali.

Baca Juga: Rupiah Semakin Anjlok, Kini Tembus Rp15.217/USD

Ke depan, lanjut dia, juga dihadapkan kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate/FFR) akan terus berlanjut. Tahun ini akan sekali lagi mengalami kenaikan, setelah sebelumnya sudah 3 kali, sedangkan di tahun 2019 diperkirakan akan terjadi dua kali.

Dengan demikian, maka diperkirakan pergerakan nilai tukar Rupiah akan terus berlanjut seiring kenaikan FFR hingga di tahun depan. "Normalnya equilibrium (titik keseimbangan) belum tercapai karena masih yang dikatakan oleh Powell (suku bunga AS), kemungkinan masih akan berlangsung sampai tahun depan," terang dia.

Bendahara Negara tersebut menjelaskan, risiko kebijakan pengetatan moneter dari AS tersebut sudah diantisipasi dengan penyesuaian agar perekonomian lebih stabil dan berdaya tahan. Namun, salah satunya penyesuaian yang terjadi pada nilai tukar Rupiah.

"Dalam penyesuaian itu bisa dalam bentuk nilai tukar yang dalam hal ini fleksibel. Memang mungkin kita harus berhati-hati dalam sisi speed-nya, namun bahwa fleksibilitas dari nilai tukar itu tidak bisa dihindarkan karena di merupakan bagian dari respons terhadap lingkungan global yang masih akan terus berjalan," papar dia.

(Feb)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya