Pertumbuhan Ekonomi 5,17%, Pendorongnya Konsumsi Rumah Tangga dan Industri Pengolahan

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Senin 05 November 2018 13:41 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2018 sebesar 5,17%. Lebih rendah dibandingkan kuartal II 2018 yang sebesar 5,27% yoy.

Meski demikian, pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan kuartal III pada tahun-tahun sebelumnya. Pada kuartal III 2017 sebesar 5,06%, di 2016 5,03%.

"Jadi memang pertumbuhan kuartal III 2018 paling baik dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2018 Capai 5,17%

Kecuk, sapaan akrabnya, menjelaskan dari sisi produksi realisasi ini didorong pertumbuhan lapangan usaha dengan kontribusi tertinggi dari industri pengolahan sebesar 19,88% pada Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan dari sisi pengeluaran didorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dengan kontribusi tertinggi yakni sebesar 2,69% pada PDB.

Dia menjelaskan, dari sisi produksi, pertumbuhan didukung semua lapangan usaha. Namun Lapangan Usaha Jasa Lainnya mengalami pertumbuhan tertinggi yakni 9,19%, tapi kontribusinya tak signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, hanya sebesar 1,79% kepada PDB.

"Kemudian disusul Jasa Perusahaan 8,87%, kontribusinya1,77% terhadap pertumbuhan ekonomi. Serta Informasi dan Komunikasi sebesar 8,98% dengan kontribusinya 3,75%," sebutnya dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Senin (6/8/2018).

Sementara, sektor Industri Pengolahan masih memegang peranan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan pertumbuhan 4,33% atau berkontribusi 19,66% pada PDB. Secara rinci, industri batu bara dan pengilangan migas malah turun 1,63%, sementara industri non migas naik 5,01%.

Kemudian dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNRT) sebesar 8,54%. Tak berperan signifikan, hanya menyumbang 1,19% terhadap PDB.

"Menguat karena adanya berbagai kegiatan dalam rangka persiapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden," kata dia.

Baca Juga: BI: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Tak Jauh dari 5,27%

Seperti biasa, pertumbuhan ekonomi masih ditopang konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,01% yoy di kuartal III 2018 atau dengan berkontribusi sebanyak 55,26% terhadap PDB. Angka ini meningkat dibandingkan dari realisasi kuartal III 2017 yang sebesar 4,93%.

Adapun pendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga antara lain dipengaruhi penjualan eceran yang tumbuh 4,21% dan penjualan wholeshale mobil penumpangan tumbuh 8,40%. Serta peningkatan nilai transaksi kartu debit, kartu kredit, dan uang elektronik sebesar 11,94%.

"Itu artinya daya beli rumah tangga itu masih bagus," ucapnya.

Sementara, dari sisi investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 6,96% atau berkontribusi 32,12% terhadap PDB. Kemudian konsumsi pemerintah tumbuh 6,28% atau berkontribusi 8,70% terhadap PDB.

Di sisi lain, kinerja ekspor yang mengalami pertumbuhan 7,52% di kuartal III 2018 atau berkontribusi 22,14% pada PDB. Namun masih kalah dari pertumbuhan impor yang sebesar 14,08% atau berkontribusi -22,81% pada PDB. Menyumbang terjadinya defisit sehingga mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi.

"Impor yang tinggi menjadi pengurang sehingga defisit. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menekan defisit, semoga kebijakan ini lancar sehingga mengurangi defisit," jelasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya