NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Kamis waktu setempat. Pelemahan ini dipicu rencana The Fed yang hanya akan menaikkan suku bunga dua kali pada 2019.
Apalagi, The Fed sudah menaikkan suku bunga jangka pendek sebesar 0,25% menjadi 2,25%-2,5% dari sebelumnya 2%-2,25% kemarin. Ini merupakan kenaikan suku bunga keempat yang dilakukan bank sentral AS.
Dengan kenaikan suku bunga ini, bank sentral diprediksi tidak banyak melakukan kenaikan suku bunga di tahun depan. Hal ini jauh dari harapan investor terhadap kebijakan moneter yang lebih dovish pada 2019.
Baca Juga: Dana Asing Bakal 'Banjiri' RI di 2019, Ini Penjelasan Bos BI
Seperti dilansir Reuters, Kamis (20/12/2018), indeks Dow Jones Industrial Average turun 99,54 poin atau 0,43% ke level 23.224.
Sementara indeks S&P 500 dibuka turun 10,19 poin atau 0,41% ke 2.496 dan indeks Nasdaq Composite turun 29,07 poin atau 0,44% menjadi 6.607.
Seperti yang diberitakan Okezone, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral akan terus memangkas neraca keuangannya sebesar USD50 miliar setiap bulan.
Baca Juga: The Fed Naikkan Suku Bunga Jadi 2,25%-2,5%
Pesan lain yang jelas dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan kebijakan terakhir the Fed tahun ini: Perekonomian AS terus berkinerja baik dan tidak lagi membutuhkan dukungan Fed baik melalui suku bunga yang lebih rendah dari normal atau oleh mempertahankan neraca besar-besaran.
"Kebijakan tidak perlu akomodatif," katanya
Dalam pernyataannya, the Fed mengatakan risiko terhadap ekonomi kurang seimbang tetapi akan terus memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global dan menilai implikasinya terhadap prospek ekonomi.
The Fed juga membuat penyesuaian teknis yang diharapkan secara luas, meningkatkan tingkat pembayaran cadangan kelebihan bank hanya dengan 20 basis poin untuk memberikan kontrol yang lebih baik atas tingkat kebijakan dan mempertahankannya dalam kisaran yang ditargetkan.
Keputusan untuk menaikkan biaya pinjaman lagi kemungkinan akan membuat marah Trump, yang telah berulang kali menyerang pengetatan bank sentral tahun ini sebagai merusak ekonomi. Presiden Donald Trump meminta Federal Reserve untuk berhenti menaikkan suku bunga.
(Dani Jumadil Akhir)