JAKARTA – Indeks dolar AS melemah pada perdagangan Kamis 20 Desember 2018. Kurs dolar AS tertekan karena investor cemas perlambatan ekonomi akan berlanjut. Mengingat The Fed memutuskan tidak melakukan pengetatan moneter yang kuat pada 2019.
Dalam pernyataan kebijakannya kemarin, Komite Pasar Terbuka Federal menekankan bahwa mereka "akan terus memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global dan menilai implikasinya terhadap prospek ekonomi."
Baca Juga: Indeks Dolar AS Jatuh Merespons Kenaikan Suku Bunga The Fed
Lemahnya likuiditas greenback telah melemahkan permintaan safe-haven, karena arus repatriasi dolar menurun menjadi sekitar 93 miliar pada kuartal ketiga, penurunan tajam dari kuartal pertama hampir 300 miliar, menurut Reuters.
Dengan demikian, beberapa pedagang beralih ke mata uang safe-haven lainnya seperti Swiss franc, yang naik terhadap dolar. Ekspektasi pasar telah melemahkan kekuatan greenback bahwa bank sentral Swedia tidak akan membatasi mengalirnya mata uangnya di masa depan. Dalam jajak pendapat terbaru oleh Reuters, dua pertiga analis memperkirakan Riksbank Swedia akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi USD1,1469 dari USD1,1371 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,2670 dari USD1,2622 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi USD0,7118 dari USD0,7114.
Dolar AS membeli 111,11 yen Jepang, lebih rendah dari 112,35 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9869 franc Swiss dari 0,9942 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3496 dolar Kanada dari 1,3494 dolar Kanada.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)