BUMN Disebut Bangkrut, Nomor 3 Bantahan Menteri Rini

Rikhza Hasan, Jurnalis
Sabtu 19 Januari 2019 06:08 WIB
Gedung Kementerian BUMN (Foto: KBUMN)
Share :

JAKARTA- Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengatakan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengalami kebangkrutan dan kehancuran secara perlahan. Bahkan, dia mengajak rakyat untuk mengonfirmasi langsung pernyataannya ke pilot-pilot maskapai yang dimiliki oleh negara, Pertamina, PLN, ataupun BUMN lainnya.

Berikut beberapa fakta mengenai BUMN yang telah dirangkum oleh Okezone, Jakarta, Sabtu (19/1/2019)

1. Pertamina Tegaskan Kondisi Keuangannya Positif

PT Pertamina (Persero) menyatakan saat ini kondisi keuangan perseroan dalam keadaan yang positif. Media Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita mengungkapkan pada 2018, perseroan mencatatkan berbagai momen penting. Misalnya, alih kelola Blok Mahakam, Blok Rokan dan beberapa blok terminasi lainnya yang sebelumnya dikelola asing.

Baca Juga: Menteri Rini Akui Tak Semua BUMN Hebat

"Pada tahun kemarin, Pertamina juga meresmikan pengembangan TBBM Maumere sebagai penopang suplai BBM di Indonesia timur. Proyek ini diikuti dengan 29 proyek lainnya senilai Rp20 triliun," katanya dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Menurutnya, BUMN migas ini juga terus melanjutkan program BBM Satu Harga ke 124 titik wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia. Serta, sejumlah investasi lain seperti digitalisasi SPBU. Pertamina juga terus melanjutkan proses RDMP yang telah selesai proses tender.

Dengan sejumlah program tersebut yang sudah berjalan pada 2018, maka bisa terlihat bahwa Pertamina dalam kondisi positif sebagai perusahaan. "Karena semua program itu bisa berjalan dengan baik, tentunya karena diiringi dengan kondisi perusahaan yang juga dalam kondisi baik," katanya.

Baca Juga: Prabowo Sebut BUMN Akan Bangkrut, Ini Jawaban Menteri Rini

2. CEO Garuda : Kalau Bangkrut, Saya Tidak di Sini

"Garuda bangkrut? Sebagai CEO Garuda, kalau bangkrut saya tak di sini ya. Kalau challenging yes, Garuda terbuka, keterbukaan itu harus dibuka. Garuda listed company setiap tiga bulan, kita cantumkan kerugian berapa, dari tahun 2017 USD237 juta atau Rp3,6 triliun. Untuk per September 2018 itu masih rugi USD142 juta atau Rp2 sekian triliun. Kita akan lihat akhir Februari atau Maret membuka lagi," ujarnya di Penang Bistro, Jakarta.

Dia menjelaskan, menjadi listed company Garuda menjadi perusahaan terbuka tidak ada yang ditutup-tutupi. "Jadi struktur post setiap kalau public expose kita sampaikan," ungkapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya