CHICAGO - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat. Penurunan emas ini terjadi lima hari berturut-turut.
Pelemahan emas ini dikarenakan penguatan keseluruhan dalam dolar AS mendorong logam mulia mencatat kerugian terpanjang dalam 18 bulan terakhir.
Baca Juga: Harga Emas Turun Tertekan Penguatan Dolar AS
Melansir Xinhua, Jumat (8/2/2019), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April turun 25 sen AS atau 0,02% menjadi menetap di USD1.314,20 per ounce.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 1,2 sen AS atau 0,08% menjadi USD15,713 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun USD16,50 atau 2,03% menjadi ditutup pada USD797,30 per ounce.
Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (7/2) karena data ekonomi cerah menunjukkan prospek ekonomi positif. Dolar AS juga meningkat setelah proyeksi pertumbuhan zona euro dipangkas.
Baca Juga: Harga Emas Tergelincir Jelang Pidato Trump
Komisi Eropa memangkas dengan tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi zona euro tahun ini dan berikutnya, karena pihaknya memperkirakan negara-negara terbesar blok tersebut akan tertahan oleh ketegangan perdagangan global dan tantangan-tantangan domestik.
Kurs dolar AS menguat terhadap euro di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan yang memburuk untuk kawasan zona euro, tetapi melemah terhadap safe-haven yen karena kekhawatiran baru atas ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
(Dani Jumadil Akhir)