Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal menyatakan, dalam mengatur ketahanan dan harga pangan di Indonesia yang harus diperbaiki yakni sistem perdagangannya bukan produksi. Sebab, produksi membutuhkan waktu panjang.
"Dalam waktu 100 hari pertama yang memang harus menjawab ini (persoalan pangan), bisa dilakukan pada tingkatan perdagangan. Apabila perdagangan ini dirubah skema intensif pada petani akan berubah. Ini akan memperbaiki, sekarang tidak pedagang ditutup konsumen rugi dan petani rugi," jelas dia.
Baca Juga: Jelang Puasa, Mentan Request Ini ke Menko Darmin
Maka itu, lanjut dia, impor beras dan jagung diperbolehkan saja, tetapi dengan biaya masuk 50%. Di mana biaya masuk itu pemerintah bisa mendapatkan uang. "Uang itu bisa digunakan untuk kompensasi petani. Dan dengan impor petani juga untung," ungkap dia. (yau)
(Rani Hardjanti)