"Kondisi Rupiah dan fuel itu tentu sangat beda dengan 2019. Dalam 5 tahun, dulu Rp10.500 dan sekarang Rp14.400, fuel dulu USD60 sekarang sekitar USD70. Itu sebabkan kita perlu banyak inovasi untuk penghematan," ujarnya.
Baca Juga: Garuda Indonesia Terpaksa Naikan Harga Tiket Pesawat, Begini Ceritanya
Dengan perubahan komponen pembentuk harga tersebut, manajemen Garuda pun menyesuaikan tarif yang sebelumnya di kisaran 70% dari TBA.
"Nah ini dinaikan 20%-25% dari TBA atau 95% dari TBA. Nah di sini ada kenaikan tarif, namun kenaikan tertinggi itu dari segmen LCC. Kalau Garuda saya lahir juga memang tinggi. Jadi kita naik 20% karena tidak tahan dengan harga fuel dan kurs yang melemah. Jadi mau tidak mau harus dinaikan," tuturnya.
(Dani Jumadil Akhir)