Harga Minyak Dunia Turun Imbas Kekhawatiran Lemahnya Permintaan

, Jurnalis
Jum'at 05 Juli 2019 07:33 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

JAKARTA - Harga minyak dunia bergerak di kisaran sempit menyusul libur hari kemerdekaan di Amerika Serikat, menjadi berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), terbebani oleh data yang menunjukkan penarikan persediaan minyak mentah AS lebih kecil dari perkiraan dan kekhawatiran tentang ekonomi global.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional untuk harga minyak, turun 52 sen atau 0,81% menjadi menetap pada USD63,30 per barel. Sebelumnya, Brent ditutup naik 2,3% pada perdagangan Rabu kemarin.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan harga minyak AS, turun 54 sen atau 0,94% menjadi USD56,89 per barel. WTI ditutup naik 1,9% pada perdagangan Rabu kemarin.

 Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Jelang Libur Hari Kemerdekaan AS

Volume perdagangan ringan karena liburan 4 Juli di Amerika Serikat. Demikian seperti dikutip Antaranews, Jakarta, Jumat (5/7/2019).

Pasar tampak sebagian besar tidak bergerak oleh penahanan kapal tangki super di Gibraltar oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris, yang kemungkinan membawa minyak mentah Iran menuju Suriah, ketika ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat telah berkobar karena serangan misterius terhadap tanker di Teluk Oman dalam beberapa bulan terakhir.

 Baca Juga: Harga Minyak Anjlok 4% meski OPEC Pangkas Pasokan

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan penurunan mingguan 1,1 juta barel dalam stok minyak mentahnya, jauh lebih kecil dari penarikan 5,0 juta barel yang dilaporkan oleh American Petroleum Institute (API) pada awal pekan ini.

"Data persediaan sama sekali tidak mendukung harga lebih tinggi: bukan hanya pengurangan persediaan minyak mentah terbukti lebih kecil dari yang diharapkan - itu juga jauh dari yang dilaporkan oleh API sehari sebelumnya," tulis Commerzbank dalam sebuah catatan kepada klien.

Persediaan AS turun lebih rendah dari yang diperkirakan karena kilang-kilang AS pekan lalu mengkonsumsi lebih sedikit minyak mentah dari minggu sebelumnya dan memproses minyak dua persen lebih sedikit dari setahun lalu, data EIA menunjukkan, meskipun berada di tengah-tengah musim permintaan bensin musim panas.

Itu menunjukkan permintaan minyak di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, bisa melambat di tengah tanda-tanda melemahnya ekonomi. Pesanan baru untuk barang-barang pabrik AS turun untuk bulan kedua berturut-turut pada Mei, data pemerintah menunjukkan yang menambah kekhawatiran ekonomi.

Data AS yang lemah, juga mengikuti laporan pertumbuhan bisnis yang lambat di Eropa bulan lalu.

"Mengesampingkan fluktuasi jangka pendek di sekitar data persediaan, mustahil untuk melarikan diri dari kenyataan ekonomi bahwa kita berada di tengah-tengah penurunan manufaktur global," kata Stephen Innes, mitra pelaksana, Vanguard Markets.

Namun, ketidakpastian atas permintaan sedikit diimbangi oleh prospek pasokan global.

Produksi akan tetap terbatas karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain seperti Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak hingga Maret 2020.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya