JAKARTA - PT Kencana Energi Lestari Tbk akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada semester II tahun ini.
Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 977,68 juta saham biasa atas nama atau sebanyak-banyaknya 25% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Perseroan menawarkan saham di kisaran harga Rp250-420 per saham. Diharapkan perseron bisa memperoleh dana segar sekitar Rp244,4 miliar hingga Rp410,6 miliar.
Baca Juga: Berencana Go Public, Softex Indonesia Incar Dana Rp7 Triliun
Chief Financial Officer Kencana Energi Lestari Giat Widjaja mengatakan, dana hasil IPO itu rencananya akan digunakan untuk ekspansi usaha, baik di bidang energi pembangkit listrik maupun energi terbarukan lainnya.
“Kami telah melakukan berbagai upaya persiapan IPO ini dengan beberapa aspek di antaranya adalah laporan keuangan konsolidasian yang diaudit untuk cut off 31 Maret 2019. Persiapan lainnya meliputi perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (20/7/2019).
Baca Juga: Gunung Raja Paksi Lanjutkan Rencana untuk IPO
Bersamaan dengan aksi itu, perseroan juga mengadakan program alokasi saham karyawan atau employee stock allocation (ESA) sebanyak-banyaknya 2% dari jumlah saham yang ditawarkan lewat IPO atau sekitar 19,55 juta.
Perseroan memberikan mandat kepada PT RHB Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas dan PT Mirae Asset SekuritasIndonesia sebagai Penjamin Pelaksaan Emisi untuk IPO ini.
Terkait penggunaan dana hasil IPO, secara lebih terinci Giat membeberkan, mayoritas atau sebesar 55% akan digunakan untuk pengembangan usaha di bidang energi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan energi terbarukan lainnya. Kemudian, sekitar 25% untuk modal kerja dan sekitar 20% untuk belanja modal.
Sebagai informasi PT Kencana Energi Lestari adalah salah satu pemain utama di sektor PLTA yang telah beroperasi di Indonesia. Perseroan memiliki profil usaha yang unik dengan business model penyediaan energi terbarukan yang didukung oleh kontrak penyediaan listrik jangka panjang PPA (power purchase agreement) kepada PLN; yaitu selama 20 hingga 30 tahun sejak dioperasikannya PLTA.
Hingga saat ini, perseroan telah memiliki tiga proyek PLTA di pulau Sumatra dan Sulawesi dengan total kapasitas produksi sebesar 49 mengawatt (mw).
Dari jumlah tersebut, Proyek PLTA Pakkat bekapasitas 18 mw telah beroperasi di Sumatera Utara; Proyek PLTA Air Putih berkapasitas 21 mw yang saat ini sedang menunggu commercial operation date (COD) yang dijadwalkan Agustus-September 2019 dan yang berlokasi di Bengkulu, serta Proyek PLTM Madong berkapasitas 10 mw yang saat ini sedang dalam tahap persiapan konstruksi di Sulawesi Selatan.
(Dani Jumadil Akhir)