JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) turun tangan mengatasi insiden kebocoran minyak dan gas (migas) di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA-1 yang dikelola Pertamina Hulu Energi di Offshore North West Java. Kejadian ini sudah menjalar hingga bibir pantai bahkan rumah warga.
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kemeterian Perhubungan Ahmad mengatakan, pihaknya mengirimkan tim tanggap darurat untuk penanggulangan bencana. Tim ini berasal dari berbagai sektor.
Baca Juga: Kemenhub Keluarkan Surat Peringatan di Lokasi Tumpahan Minyak Pertamina
"Pertamina sendiri juga telah mengirimkan tim tanggap darurat dan pengerahan tim penanggulangan yang dilanjutkan dengan menerjunkan 7 tim ahli yang berasal dari berbagai sektor namun hingga kini insiden tersebut belum berhasil diatasi," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Ahmad menambahkan, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut, ada tiga tingkatan (tier). Untuk kasus ini, termasuk dalam kategori tier satu yang artinya Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Ptoritas Pelabuhan (KSOP) kelas IB Kepulauan Seribu yang bertindak sebagai mission cordinatoe (MC).
Baca Juga: Ada Gelembung Gas di Sumur Migas Laut Jawa, Ini yang Dilakukan Pertamina
"Informasi mengenai kejadian ini memang baru disampaikan oleh Pertamina ke Ditjen Perhubungan Laut cq. Kantor KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu pada 18 Juli 2019. Kami sangat menyayangkan keterlambatan pelaporan tersebut," jelasnya.
Ahmad menambahkan, pihaknya langsung bergerak cepat dengan berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan langkah-langkah penanggulangan insiden tersebut. Selain itu, pihaknya juga memastikan bentuk penanganannya sesegera mungkin.
Sementara Kepala KSOP Kelas IV Capt. Herbert Marpaung menerangkan bahwa pihaknya telah mengerahkan kapal patroli KNP sebanyak 355 ke lokasi kejadian.
“Setelah mendapatkan laporan dari PT PHE pada tanggal 18 Juli 2019, KSOP Kepulauan Seribu segera mengaktifkan tim penanggulangan musibah tumpahan minyak, membentuk Pos Komando (Posko) dan menginstruksikan terminal khusus di wilayah kerja Kepulauan Seribu untuk bersiapsiaga dan memberikan bantuan terhadap insiden tersebut,” jelasnya.
(Feby Novalius)