JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan likuiditas perekonomian atau uang beredar meningkat pada Januari 2020, baik dalam arti luas (M2) maupun dalam arti sempit (M1). Pertumbuhan M2 disumbang oleh kenaikan seluruh komponennya.
Sekedar diketahui, M1 mencakup uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro berdenominasi Rupiah). Sedangkan M2 mencakup M1, uang kuasi (mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter dan dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.
Berdasarkan data yang dirilis BI, Jumat (28/2/2020), posisi uang beredar M2 tercatat Rp6.046,7 triliun pada Januari 2020 atau tumbuh 7,1% secara tahunan. Secara persentase, pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan dengan Desember 2019 yang tumbuh 6,5%, namun secara nominal tercatat turun dari Rp6.136,6 triliun.
Baca juga: BI: Aliran Modal Asing yang Masuk RI Capai Rp220,9 Triliun
Pada M1, uang beredar tercatat tumbuh 7,9% secara tahunan dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,4%, utamanya disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal. Meski demikian, secara nominal terjadi penurunan uang beredar M1 dari Rp1.565,4 triliun di Desember 2019 menjadi Rp1.484,4 di Januari 2020.
Lalu uang kuasi pada Januari 2020 meningkat sebesar 6,8% atau Rp4.535,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,1% atau Rp4.545,2 triliun.
Peningkatan juga terjadi pada surat berharga selain saham, dari tumbuh 26,5% atau Rp26 triliun pada bulan sebelumnya, menjadi 31,8% atau Rp26,7 triliun pada Januari 2020.
"Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 pada Januari 2020 disebabkan oleh akselerasi pertumbuhan aktiva luar negeri bersih," tulis BI dalam keterangan resminya.
Baca juga: Indonesia 'Diguyur' Aliran Modal Asing Rp217 Triliun
Aktiva luar negeri bersih meningkat dari 4,4% atau Rp1.506,6 triliun pada Desember 2019, menjadi tumbuh 9,9% atau Rp1.524,6 triliun. Sebaliknya, aktiva dalam negeri bersih tumbuh melambat menjadi 6,2% atau Rp4.522 pada Januari 2020, dari sebelumnya tumbuh 7,2% atau Rp4.629,9.
"Penurunan itu seiring dengan perlambatan penyaluran kredit serta kontraksi operasi keuangan pemerintah," jelas BI.
Kredit pada Januari 2020 tumbuh 5,7% atau Rp5.514,4 triliun, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,9% atau Rp5.633,4 triliun.
Sementara itu, operasi keuangan pemerintah tercatat kontraksi sejalan dengan perlambatan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus), dari 3,8% atau Rp490,6 triliun pada Desember 2019, menjadi 1,8% atau Rp466,3 triliun pada Januari 2020.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)