BANDUNG - Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan kredit menjadi 9%-11%, dari sebelumnya 10%-12%. Hal tersebut karena melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: BI Soroti Penyaluran Kredit Perbankan yang Masih Minim
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia IGP Wira Kusuma mengatakan, meski Bank Sentral sudah menurunkan suku bunga acuannya 25 bps menjadi 4,75%, hal ini tidak serta merta mendorong pertumbuhan kredit.
"Kita memang sudah turunkan suku bunga, namun demikian ada juga yang memengaruhi pertumbuhan kredit yaitu pertumbuhan ekonomi. Apa yang sudah ditempuh (penurunan BI Rate) perlu dilengkapi dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat," tuturnya di Bandung.
Baca Juga: Ketua OJK Ingatkan Perbankan Hindari Risiko Kredit
Menurut Wira, stimulus fiskal pemerintah seperti insentif atau apapun yang bisa meningkatkan konsumsi masyarakat bisa pendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan kredit tahun ini.
"Stimulus fiskal bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan reformasi struktural pasti dampak pada pertumbuhan kredit," tuturnya.
Sebelumnya, BI menyoroti masih rendahnya pertumbuhan kredit pada Desember 2019 sebesar 6,08% atau menurun dibandingkan bulan sebelumnya 7,05%.
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) belum kuat dan tercatat sedikit menurun dari 6,72% pada November 2019 menjadi 6,54% pada Desember 2019.
"Ke depan, fungsi intermediasi akan terus didorong sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi," tuturnya.
(Dani Jumadil Akhir)