Rekomendasi Saham yang Bisa Jadi Alternatif di Tengah Pandemi Covid-19

Giri Hartomo, Jurnalis
Minggu 26 April 2020 20:44 WIB
Indeks Saham Harga Gabungan (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi lesu disepanjang tahun ini. Namun, untuk kinerja saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih akan moncer pada tahun ini

Analisis Pasar Saham dari Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan mengatakan, saham-saham perusahaan plat merah ini bisa menjadi salah satu opsi. Sebab, saham-saham BUMN ini akan lebih cepat mengalami perbaikan atau pemulihan dari virus corona.

Baca Juga: IHSG Anjlok, Investor Asing Jual Bersih Rp1,09 Triliun

Hal ini berkaca pada pemulihan harga saham BUMN dengan emiten non BUMN antara krisis ekonomi 1997-1998, 2008 dengan krisis ekonomi 2020. Pada krisis 1997-1998, saham saham BUMN lebih cepat pulih dan saham saham BUMN menjadi motor penggerak pemulihan IHSG.

Sementara pada krisis ekonomi 2020 pemulihan saham-saham BUMN lebih lambat dibandingkan dengan emiten emiten non BUMN. Saat ini kapitalisasi saham saham BUMN turun hingga 37,8% akibat pandemi Covid-19.

 

"Kalau topiknya khusus saham BUMN, case di 2008 itu memang saham-saham BUMN bahkan pulih cepat dibandingkan pasar. Kalau ihsg secara keseluruhan bisa menyentuh level tertinggunya butuh waktu 16 bulan dari fase bottom, saham-saham BUMN hanya butuh waktu 10 bulan dari fase bottom seperti saham perbankan, infrastruktur dan lain-lain," ujarnya dalam diskusi virtual, Minggu (26/4/2020).

Salah satu yang bisa dijadikan pilihan adalah saham-saham Bank BUMN. Apalagi, saham saham Bank BUMN saat ini masih undervalue dibandingkan harga saham pada saat pasar saham tidak bergejolak. Sehingga ini menjadi pilihan saham yang sangat menarik bagi para investor.

Selain itu lanjut Alfred, saham saham di sektor Telekomunikasi, IT dan Konsumer tetap akan memiliki kinerja yang baik pada 2020. Pendapatan emiten di sektor tersebut akan positif meskipun wabah Covid-19 masih berlangsung.

Bahkan, pemulihan harga saham saham telekomunikasi dan konsumer akan terjadi lebih cepat dibandingkan dengan saham -saham sektor lainnya. Namun kenaikan harga saham, masih memiliki jeda dengan kenaikan fundamental karena tergantung persepsi di market.

"Bisa saja secara fundamental recovery duluan, tapi harganya menyusul. Kalau kinerja emiten bagus, paling tidak tekanan jual berkurang," kata Alfred.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya