JAKARTA - Resesi ekonomi terjadi di banyak negara. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai resesi ekonomi dunia belum berakhir. Sebab pandemi virus Covid-19 membawa dampak yang dalam bagi perekonomian dunia.
Adapun, laporan OECD pertumbuhan ekonomi dunia bisa minus 4,2%. Jika terjadi, maka resesi yang sangat dalam tak bisa terhindarkan.
Baca Juga: Sri Mulyani: Masa Kritis Ekonomi Sudah Lewat
"Tahun 2020 menurut OECD growth akan mencapai minus 4,2%. Ini berarti resesi yang cukup dalam atau sangat dalam bahkan kalau dibandingkan pada saat guncangan global ekonomi pada saat financial crisis tahun 2008-2009," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Senin (21/12/2020).
Lalu, setiap negara mengalami kontraksi seperti Amerika Serikat China dalam hal ini China masih positif sedangkan India kontraksinya cukup dalam di 10,3%, Malaysia di 6,0%, Filipina 8,3% kontraksi dan Singapura di minus 6%. Indonesia ada di Kisaran antara minus 1,7% hingga minus 2,2%.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Sudah Lewati Masa Krisis
"Dalam hal ini menjadi range yang kementerian keuangan melihat terutama sampai dengan minggu kedua bulan Desember ini yaitu outlook kita di -1,7% hingga minus 2,2%," tuturnya.