5 Fakta Mahalnya Harga Daging yang Bikin Pedagang Mogok Jualan

Taufik Fajar, Jurnalis
Minggu 24 Januari 2021 06:10 WIB
Lapak Pedagang Daging Sapi (Foto: Ferdi/MNC Portal)
Share :

JAKARTA - Kenaikan harga daging dan sapi hidup dari Australia mengakibatkan kenaikan harga daging di Indonesia khususnya Jakarta. Alhasil, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) sempat menggelar aksi mogok berjualan.

Berikut fakta harga daging tinggi, pedagang mogok hingga stok melimpah yang dirangkum oleh Okezone, Minggu (24/1/2021):

1. Pedagang Daging Mogok 3 Hari

Plt Kadis KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati menyebut pedagang menggelar aksi mogok berjualan selama 3 hari mulai Rabu 20 Januari 2021 hingga Jumat 22 Januari 2021. Namun, dia berharap, pedagang para pedagang tidak jadi menggelar aksi tersebut.

"Karena kasihan para pelaku usaha kecil yang menggantungkan bahan baku daging sapi seperti penjual bakso," ujar Eliawati dalam keterangannya.

Baca Juga: Besok Pedagang Mulai Jualan Lagi tapi Daging Beku Impor 

2. Pedagang Daging Bertemu Pihak Kemendag

Ketua Harian DPP APDI Asnawi mengatakan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi bersama Direktorat Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan menyikapi soal stabilitas harga daging sapi.

"Rapat itu dipimpin oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra," ujar dia di Jakarta.

 

3. Tuntutan Dipenuhi

Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) mengimbau kepada para pedagang daging di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) agar kembali berjualan.

"Kami mengimbau kepada teman-teman pedagang daging mohon kiranya Jumat (22/1) dapat berdagang kembali," ujar Ketua Harian APDI Asnawi, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/1/2021).

Asnawi menjelaskan bahwa berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan sejak Selasa, 19 Januari 2021, hingga Rabu, 20 Januari 2021, pemerintah menindak tuntutan dari para pedagang daging.

4. Harga Daging Mahal, RI Bakal Impor Sapi dari Meksiko dan Australia

Kementerian Perdagangan bakal menerbitkan izin impor sapi. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi. Impor daging sapi dilakukan untuk menstabilkan harga yang mahal pada rumah pemotongan hewan.

"Dalam stabilisasi harga dan kecukupan ketersediaan sapi siap potong, pemerintah dalam waktu dekat melalui Kementerian Perdagangan akan melakukan pemberian izin kepada para importir untuk melakukan impor sapi dari negara Meksiko dan sapi Slaugther dari Australia," katanya dalam keterangan tertulis.

5. Stok Daging Sapi dan Kerbau Melimpah

Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan bahwa stok daging sapi dan kerbau masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengatakan, di tahun 2021, kebutuhan daging sapi dan kerbau diperkirakan meningkat menjadi 696.956 ton. Sementara produksi dalam negeri tahun ini diperkirakan meningkat dari tahun 2020 yaitu sebesar 425.978 ton.

Selain produksi dalam negeri, masih terdapat carry over daging sapi atau kerbau impor dan sapi bakalan setara daging dari tahun sebesar 47.836 ton sehingga total produksi atau stok dalam negeri tahun 2021 sebesar 473.814 ton. Artinya, masih ada defisit daging sapi sebesar 223.142 ton.

"Untuk memenuhi kekurangan daging tersebut, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor setara daging 112.503 ton, impor daging sapi sebesar 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100.000 ton. Stok di akhir tahun 2021 diperkirakan sebesar 58.725 ton diharapkan juga mampu memenuhi kebutuhan bulan Januari 2022," kata Fadjar dalam keterangan resminya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya