Kini Syafril harus berusaha lebih untuk menutupi sewa kios meski pelanggan yang berbelanja di tokonya tak seramai sebelum pandemi covid 19.
Syafril menyebut, sebelum penerapan PPKM berlevel ini, dirinya bisa meraup omzet hingga Rp500 ribu per hari, namun kondisi saat ini berbanding terbalik dengan apa yang pernah didapatkannya.
"Boro-boro beli, yang lewat saja tidak ada, Sebelum PPKM itu Rp500 ribu sampai Rp300 ribu ada juga. Sekarang, sudah dua hari saya dagang, satu potong pun, tidak ada yang laku," keluhnya.
Kini Syafril hanya berharap kepada pemerintah membantu pedagang kecil untuk tetap bertahan meski berjualan secara konvensional.
"Namanya untuk nutup kios, ya pinjam sana, pinjam sini, yang enggak bisa dilakukan, dilakukan sekarang. Kita mau makan, enggak ada duit, kita gadai sama tetangga dulu, kita pinjam duit dulu, kita dapat makan yang penting, anak cucu makan, jangan sampai enggak makan," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)