JAKARTA - Indonesia disebut bisa memanfaatkan peluang ekspor sejumlah komoditas ke sejumlah negara yang pasokannya terhenti akibat perang Rusia-Ukraina.
Di tengah konflik ini, Indonesia dinilai dapat memanfaatkan kesempatan mengekspor sejumlah komoditas.
Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengingatkan, peluang ini bisa diambil namun harus memperhatikan sejumlah hal.
"Di satu sisi, ini jadi peluang ekspor Indonesia, tapi kan kita butuh juga. Seperti batu bara, Januari kemarin moratorium ekspor, dikhawatirkan ini akan menimbulkan kelangkaan energi," ujar Yose dalam IDX Channel Market Review, Jumat (4/3/2022).
BACA JUGA:Perang Rusia Ukraina Ternyata Berdampak kepada Mesin Tempur Mematikan TNI AU
Yose menyebut, pasokan komoditas ke luar negeri harus diawasi agar tidak menimbulkan gejolak untuk pasokan di dalam negeri, meskipun ada kebijakan Domestic Market Obligation (DMO).
Kemudian, jika Indonesia menggenjot produksi komoditas tersebut, seperti batu bara, maka dampak lingkungan akan menjadi tantangan yang harus dipikirkan.
"Meskipun pasokan ini bisa digenjot produksinya tapi ini jadi hal yang tidak suportif terhadap kondisi lingkungan Indonesia. Jadi jangan sampai dengan peluang ini malah mengorbankan lingkungan," katanya.
BACA JUGA:Invasi Rusia ke Ukraina Ancam Rantai Pasokan Global
Yose mengatakan, konflik Rusia-Ukraina tidak hanya membuat harga komoditas seperti minyak, gas, hingga gandum meroket, tapi turut berpengaruh terhadap harga komoditas alternatif lainnya.
"Selain itu komoditas seperti CPO (minyak mentah dunia) kita kan sudah kekurangan dari awal, membuat harga minyak goreng naik, dan ditambah eskalasi konflik ini jadi semakin berat," jelansya.
(Zuhirna Wulan Dilla)