JAKARTA - Nabi Muhammad SAW mulai belajar berdagang ketika berusia 12 tahun. Sang paman Abu Thalib mengajak Muhammad muda ke negara Syam untuk ikut berdagang. Di sini jiwa entrepreneursip-nya mulai terasa.
Muhammad dan sang pamannya melakukan perjalanan bisnis ke beberapa negara yaitu Syiria, Jordan dan Lebanan.
Muhammad cukup cerdas untuk menangkap peluang bisnis yang berkembang dengan pesat di sana adalah berdagang. Sebab tanah kota Makkah secara geologis cukup keras sehingga sulit untuk bercocok tanam. Maka, peluang menjadi pengusaha lebih besar dari pada menjadi petani. Kejelian inilah yang membuat Nabi menekuni bidang perdagangan
BACA JUGA:Perjalanan Bisnis Nabi Muhammad SAW, sang Entrepreneur Muda
Sebenernya tak heran jika dalam diri Nabi Muhammad bergelora jiwa bisnis, sebab latar belakang keluarga beliau sendiri sebenernya adalah pebisnis. Bukan sekedar pebisns biasa, namun juga pebisnis kuat dan sukses.
Sejarah mencatat, empat putra Abdul Manaf (kakek-kakeknya) adalah pemegang izin kunjungan dan zaman keamanan dari para penguasa dari negara- negara tetangga seperti Syiria, Irak, Yaman, dan Ethiopia. Mereka dapat membawa kafilah- kafilah bisnis ke berbagai negara tersebut secara aman dan lancar.
Sejarah kontemporer kaum Quraisy itu juga sedang dalam momentum yang sangat bagus. Muhammad dilahirkan pada masa kaum Quraisy mencapai kejayaan dalam perdagangan.
Sejak kecil beliau di rawat kakeknya Abdul Muthalib yang juga pebisnis. Setelah kakeknya meninggal, Muhamad kemudian tingal bersama pamannya Abu Thalib yang berkecimpung dalam bisnis perdagangan pula.
Lengkaplah sudah daya dukungan internal dan eksternal yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saat itu. Bersatunya dua faktor ini kemudian membuat nama beliau harum dalam bidang perdagangan di kemudian hari.
Muhammad berajak dewasa. Beliau menyadari bahwa pamannya juga memiliki keluarga sendiri yang harus di nafkahi. Apa lagi pamannya seorang yang kaya. Maka Muhammad akhirnya memmutuskan untuk mencoba berbisnis sendiri.
Sebagai anak muda yang baik, lembut dan memiliki harga diri yang tinggi, beliau tidak suka berlama- lama berada dalam tanggungan orang lain.walaupun orang lain tersebut adalah kerabat beliau sendiri, beliau pun mulai berdagang.
BACA JUGA:Doa Buka Puasa Nabi Muhammad Beserta Cara Membacanya
Di mulai dari perdagangan yang sederhana, seperti membeli barang- barang dari pasar lalu menjual nya secara eceran eceran kepada masyarakat Makkah.
Dalam membangun bisnis, beliu bukan hanya memenuhi kebutuhan atau mencari keuntungan finansial saja. Beliau juga berusaha membangun citra posesif di mata pemodal, agen, dan konsumen.
Usia 17-20 tahun, Rasul mengalami masa- masa tersulit untuk menjalankan usaha bisnisnya. Beliau harus bersang dengan pemain- pemain bisnis seniornya di tingkat regional. Di sinilah ketangguhan dan keseriusan beliau diuji.
Mitra- mitra kerja Nabi Muhammad mengakui bahwa beliau adalah orang yang jujur dan profesional. Beliau cukup matang dan lurus dalam perhitungan- perhitungannya.
Hal inilah yang kemudian menumbuhkan kepercayaan Khadijah wanita konglomerat terkenal di Mekah, untuk menjalani kerja sama bisnis.
Siti Khodijah pada masa itu merupakan orang saudagar kaya dan membutuhkan seorang manajer untuk memimpin ekspensi bisnisnya.
Khodijah berani menawarkan nilai gaji dua ekor unta bagi siapa saja yang sanggup untuk mencari siapa orang yang tepat, Abu Thalib yang memang sudah melihat bakat berbisnis dalam diri Rasullulah langsung mempromosikan keponakanya.
Dengan kecerdikan bernegosiasi, Abu Thalib berhasil mempromosikan Muhammad sebagai manajer bisnis dan memperoleh gaji dua kali lipat di bandingkan gaji awal yang ditawarkan Khadijah.
Untuk pertama kalinya Muhammad memimpin Kalifah atau misi dagang menyusun jalur perdagangan utama Yaman Syaman melalui Madyan, Wadil Qura, dan banyak tempat lain yang perlu di tempuhnya saat kecil.
Selama perjalanan, Nabi Muhammad dibantu oleh seorang budak perempuan Khadijah yaitu Maysarah. Maysarah inilah yang menjadi saksi kejujuran Muhammad dalam berdagang. Demikian seperti dilansir dari buku Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah, penulis Malahayati tahun 2010, Jakarta, Kamis (14/4/2022).
Dalam ekspansi ini beliau dan tim berhasil merup untung besar. Konon, keuntungan yang didapatkan saat itu lebih besar dari pada keuntungan yang pernah didapat oleh tim dagang lain.
Banyak hal yang memperkaya wawasan beliau saat menjadi manajer ekspansi bisnis itu.pertama, beliau berhasil meraup untung besar yang belum pernah diraih oleh tim dagang lain.
Hal ini tentu amat mengagumkan terutama bagi Khadijah. Kedua, beliau banyak berinteraksi dengan pedagang lain, termasuk dengan pendeta Yahudi dan Nasrani yang mengajarkan tentang kekuasaan Allah di alam semesta. Ketiga, beliau mulai memahami konstelisasi politik global, terutama dominasi bangsa Romawi serta perlawanan bangsa Persia.
Waktu demi waktu seamkin membuktikan kemampuan bisnis Muhammad yang terpecaya. Muhammad menjalankan kontrak Syirkah (kerja sama) dengan sistem upah maupun bagi hasil (mudharabah) dengan Khadijah. Kadang- kadang dalam kontraknya Mhammad sebagai pengelolah (mudharib) dan Khadijah sebagai sparing patner ( shahibul maal) sama- sama berbagi atas keutungan maupun kerugian.
Terkadang pula Muhammd menjadi pebisnis yang digaji atau mendapatkan upah untuk mengelola barang dagangan Khadijah. Khadijah bahkan pernah mempercayakan kepada sejumlah model untuk bertolak ke Syiria.
(Zuhirna Wulan Dilla)