"Sejauh ini, saya melihat tekanan di pasar keuangan akan membesar di pekan depan. Meskipun Rupiah yang di Rp15 ribuan per US Dolar menurut hemat saya masih dalam posisi yang aman, namun sentimen pasar ke depan semakin sulit untuk dikendalikan. Terlebih sentimen eksternal yang dipicu oleh kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS," pungkasnya.
Di sisi lain, sambung Gunawan, bukan hanya rupiah dan IHSG yang berada di bawah tekanan. Harga emas dunia juga terpantau turun dan diperdagangkan di bawah level psikologis USD1.700 per ons troy-nya. Harga emas saat ini terpuruk di level USD1.685 per ons troy, yang berarti dengan beberapa kemungkinan besar kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS, harga emas masih dalam tren turun atau bearish.
"Harga emas saat ini ditransaksikan di kisaran level 817 ribu per gramnya. Dengan ekspektasi beberapa kali lagi kenaikan bunga acuan The FED hingga tahun 2023, maka emas berpotensi untuk terus melemah ke depan. Ini bukan kabar baik bagi investor emas," tandasnya.
(Feby Novalius)