JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 20 poin di level Rp14.993 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini.
Menurut Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi salah satu faktor pemicu menguatnya mata uang garuda ini justru karena kondisi ekonomi global yang sedang diterpa banyak tekanan.
"Kondisi ekonomi global saat ini menghadapi tekanan yang sangat besar akibat tingginya harga komoditas, inflasi yang terus menanjak, dan adanya risiko pembengkakan utang dan mengarah terhadap resiko resesi secara menyeluruh," ujar Ibrahim dalam rilis hariannya, Senin (25/7/2022).
BACA JUGA:Rupiah Menguat 23 Poin Sambut Akhir Pekan
Dia menerangkan Indonesia pun turut terpengaruh oleh berbagai tekanan dan gejolak yang ada.
Di mana hak ini terutama tingginya inflasi yang memacu banyak bank sentral global menaikkan suku bunga.
Namun, risiko perekonomian Indonesia berasal dari tekanan luar negeri, bukan dari dalam negeri, karena fundamental dan kinerja sejauh ini yang cukup baik.
"Dilihat dari tingkat inflasi Indonesia terbilang masih rendah dari kondisi negara-negara lainnya, karena masih cukup dekat dengan harapan pemerintah, yakni di kisaran 4 persen. Kondisi itu bisa terjadi di antaranya karena bauran kebijakan fiskal dan moneter, oleh Pemerintah dan Bank Indonesia," paparnya.
Di sisi lain, dia mengatakan Indonesia menuai berkah dari tingginya harga komoditas, karena merupakan eksportir batu bara dan crude palm oil (CPO).
Meskipun begitu, Indonesia tetap menanggung besarnya beban subsidi akibat harga minyak global yang membengkak.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan pekan besok, Selasa (26/7/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.980-Rp15.020.
(Zuhirna Wulan Dilla)