Harga Minyak Dunia Turun di Tengah Kekhawatiran Melemahnya Ekonomi

Shelma Rachmahyanti, Jurnalis
Rabu 10 Agustus 2022 07:47 WIB
Harga minyak dunia turun (Foto: Ilustrasi Reuters)
Share :

JAKARTA - Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Harga minyak tertekan di tengah kekhawatiran bahwa ekonomi yang melambat dapat mengurangi permintaan.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September, menyusut USD0,26 atau 0,29%, menjadi menetap di USD90,50 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober tergelincir USD0,34 atau 0,35%, menjadi ditutup pada USD96,31 per barel di London ICE Futures Exchange, demikian dilansir dari Antara, Rabu (10/8/2022).

Selama sesi, kedua kontrak acuan bergerak naik dan turun lebih dari satu dolar AS per barel.

Uni Eropa pada Senin (8/8/2022) mengajukan teks akhir dari rancangan keputusan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, sambil menunggu keputusan politik dari peserta pembicaraan Wina.

Beberapa pedagang berbicara tentang pembicaraan nuklir Iran dan mengulurkan harapan untuk kesepakatan, kata Phil Flynn, analis pasar senior di The PRICE Futures Group.

Iran dapat meningkatkan ekspor minyaknya sebesar satu juta hingga 1,5 juta barel per hari dalam enam bulan dan kebangkitan kembali perjanjian nuklir 2015 kemungkinan akan membuat harga minyak turun tajam mengingat ekspektasi rendah dari kesepakatan di pasar, menurut Vivek Dhar, analis Commonwealth Bank.

Harga minyak mendapat dukungan setelah Ukraina menghentikan aliran minyak di pipa minyak Druzhba ke beberapa bagian Eropa tengah karena sanksi Barat telah mencegah pembayaran dari Moskow untuk biaya transit.

Aliran di sepanjang rute selatan pipa Druzhba telah terpengaruh sementara rute utara yang melayani Polandia dan Jerman tidak terganggu.

Sementara itu, total stok minyak mentah komersial AS kemungkinan naik 600.000 barel pekan lalu, sementara stok bensin dan sulingan AS masing-masing turun 1,2 juta barel dan 900.000 barel pada periode yang sama, menurut survei analis terbaru oleh S&P Global Commodity Insights.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya