JAKARTA - Harga emas berjangka berbalik menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Harga emas kembali bertengger di atas level psikologis USD1.750 setelah mencatat kerugian selama enam hari berturut-turut ditopang oleh greenback atau dolar AS yang melemah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD12,8 atau 0,73%, menjadi ditutup pada USD1.761,20 per ounce, demikian dilansir dari Antara, Rabu (24/8/2022).
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya mundur pada Selasa (23/8/2022), tetapi masih diperdagangkan di sekitar tertinggi enam minggu.
Dolar sebagian besar didukung oleh serangkaian komentar hawkish dari pejabat Fed pekan lalu, yang menunjukkan bahwa bank sentral tidak memiliki rencana untuk mengurangi laju kenaikan suku bunga.
Emas dapat diperdagangkan dalam volatilitas tinggi minggu ini karena investor menunggu pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada simposium ekonomi tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat (26/8/2022).
Data ekonomi yang dirilis Selasa (23/8/2022) juga mendukung emas. Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS dari S&P Global Flash berada di 51,3 pada Agustus, turun dari 52,2 pada Juli dan menandakan kondisi operasi yang lemah di seluruh sektor manufaktur.
Indeks Aktivitas Bisnis Jasa-jasa AS dari S&P Global Flash tercatat 44,1 pada Agustus, turun dari 47,3 pada Juli dan menunjukkan pengurangan lebih lanjut dalam aktivitas jasa-jasa secara keseluruhan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS turun 12,6% pada Juli dibandingkan dengan bulan sebelumnya ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 511.000.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 14,8 sen atau 0,78%, menjadi ditutup pada USD19,026 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik USD8,4 atau 0,97%, menjadi ditutup pada USD876,4 per ounce.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)