Dia juga menambahkan kalau lebih baik bagi pemerintah untuk membangun sebuah kota kecil yang ia ibaratkan sebagai kota butik atau etalase untuk bisa dijajakan kepada investor. Namun, apabila pemerintah tetap berambisi untuk membangun proyek yang cukup besar seperti istana kepresidenan, ujar Nirwono, maka potensi mangkrak akan semakin besar.
“Kita akan lihat di awal 2023, daftar proyek yang mereka kerjakan atau yang mereka kejar sampai 2024 apa. Kalau yang dibayangan saya yang dikerjakan adalah proyek mega besarnya, misalnya harus ada istana presiden, harus ada gedung kementerian, maka besar kemungkinan menjadi bangunan setengah jadi. Ini jadi pertaruhan, kalau pemerintah tetap cenderung melaksanakan program dalam konteks besar-besaran maka besar kemungkinan akan terjadi kemungkinan mangkrak,” bebernya.
“Tetapi kalau akhirnya pemerintah mau sadar, secara realistis, artinya membangun dalam bentuk kota kecil atau kota butik, maka kemungkinan besar akan bisa jadi,” pungkasnya.
Tak lupa dia memperingatkan pemerintah juga terkait dengan tantangan resesi ekonomi global yang diperkirakan akan terjadi pada tahun depan.
Di mana, kata dia faktor tersebut akan turut mempengaruhi keberlanjutan proyek pembangunan IKN, apalagi jika dananya masih bersumber dari APBN.
Serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan dana sekitar Rp30 triliun di dalam APBN tahun depan untuk pembangunan IKN. Anggaran tersebut akan dipergunakan untuk membangun, di antaranya, infrastruktur dasar, gedung pemerintahan, sarana dan prasarana di bidang kesehatan dan pendidikan.
(Zuhirna Wulan Dilla)