Garap Panas Bumi, Erick Thohir Ingin Pertamina, PLN dan Star Energy Merger

Suparjo Ramalan, Jurnalis
Rabu 26 Oktober 2022 13:37 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Kementerian BUMN)
Share :

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan adanya penggabungan (merger) PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan Star Energy.

Keinginan tersebut untuk memasifkan investasi renewable energi dan pemaksimalan panas bumi atau geothermal.

Menurutnya, Pertamina, PLN, dan Star Energy sudah memanfaatkan sumber daya panas bumi, hanya saja belum dilakukan secara maksimal.

 BACA JUGA:Erick Thohir: Presiden Berikutnya Orang Jawa

Karena itu dia menginginkan adanya penggabungan dari ketiga perusahaan di sektor energi tersebut.

"Kita juga punya tiga perusahaan yang sudah melakukan geothermal ini, Pertamina, PLN, dan Star Energi yang ada di bawah Kementerian Keuangan. Saya inginnya me-merger-kan tiga perusahaan ini menjadi satu kesatuan," ujar Erick, Rabu (26/10/2022).

Erick mencatat potensi sumber daya panas bumi Indonesia yang mencapai 23,76 gigawatt (GW) atau terbesar kedua di dunia, namun belum terserap optimal.

Pemerintah bersama dengan swasta baru bisa mengembangkan listrik dari sumber daya panas bumi di angka 2,1 GW.

"Kita mendorong yang namanya investasi renewable energi. Kuta juga melihat potensi geothermal Indonesia, kita salah satu yang terbesar di dunia kurang lebih 24 GW, hari ini kita baru men-develop 2,1 (GW) kalau tidak salah," kata dia.

Erick mencatat PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), misalnya, akan mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia. Namun, perusahaan diminta meningkatkan bisnisnya di sektor panas bumi.

Dalam mengembangkan bisnis panas bumi, kata Erick, PGE perlu mencari dana tambahan melalui menghimpun dana publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Kita berupaya agar PGE bisa mendapatkan akses dana tambahan untuk pengembangan panas bumi, salah satunya dengan go public," ucapnya.

Dia memandang potensi panas bumi bisa menyediakan listrik hingga mencapai 24 GW, sementara saat ini baru mencapai 2 GW saja. Karena itu, pemaksimalan panas bumi tidak bisa lagi ditunda-tunda, dan harus segera direalisasikan.

Adapun IPO PGE rencananya dilakukan pada November atau Desember 2022 mendatang. Aksi ini menjadi bagian dari reformasi BUMN senilai USD 606 miliar.

Valuasi PGE yang bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi diperkirakan mencapai USD2,2 miliar atau setara Rp32 triliun.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya