Sambungnya, inflasi menjelang Nataru bisa turun seperti itu karena presiden mengerahkan semua menterinya. Bahkan, yang biasanya mengurusi inflasi itu Bank Indonesia, namun kini Menteri Perdagangan Dalam Negeri juga turut mengurusi inflasi.
"Menteri dalam Negeri itu juga mengurusi inflasi, bayangkan, tiap hari Senin rapat mengumpulkan seluruh Bupati, Walikota, Gubernur untuk membahas soal inflasi. Begitu harga naik maka pemerintah harus turun tangan," beber Zulhas.
"Jadi menteri menteri sekarang ini tidak hanya makro, mikro tapi kerjanya itu detail sehingga hasilnya Alhamdulillah baik dan bagus," lanjutnya.
Di samping itu, Zulhas mengakui bahwa tak biasanya pemimpin negara dengan dua periode memiliki tingkat kepuasan yang naik di jelang akhir masanya. Menurut dia, umumnya pemimpin negara yang menjabat dua periode tingkat kepuasan publiknya naik saat periode pertama saja, lambat laun menurun hingga tutup periode.
"Biasanya begitu nah tapi presiden kita ini luar biasa di akhir periode keduanya justru tingkat kepuasannya meningkat. Menurut saya ini fenomenal," ucapnya.
Zulhas menambahkan, kerja keras Presiden Jokowi tidak lagi diragukan. Dia mengira, kerja turun lapangan yang selama ini dia lakukan sudah dapat dikatakan kerja keras, namun nyatanya kerja keras saya itu belum sebanding dengan presiden.
"Menurut pengalaman saya, saya kira saya bekerja selama ini itu sudah keras. Pergi sehari naik mobil 11 jam. Tapi kalau ikut pak Jokowi nggak sanggup juga, kerjanya jauh lebih keras dari menteri-menterinya," ungkapnya sambil ketawa.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)