Serta dikenal sebagai pemilik toko-toko besar dengan barang dagangan yang ditumpuk tinggi ke langit-langit.
Sebelumnya, perusahaan juga sudahberjuang untuk melakukan transisi ke belanja online.
Sayangnya pembeli memilih beralih ke pesaing karena ternyata mereka menemukan banyak alternatif yang lebih murah di Amazon (AMZN) dan situs online lainnya.
Perusahaan juga terpukul selama pandemi, dengan menutup toko sementara selama tahun 2020 sementara saingannya tetap buka.
Sebagai informasi, perusahaan telah kehilangan 17% dari penjualannya pada tahun 2020 dan 14% pada tahun 2021.
Bed Bath & Beyond telah dirotasi melalui beberapa eksekutif yang berbeda dan strategi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mantan eksekutif Target Mark Tritton yang meninggalkan perusahaan tahun lalu setelah kurang dari tiga tahun sebagai CEO.
Per Februari 2022, Bed Bath & Beyond memiliki 950 toko dan 32.000 pekerja.
(Zuhirna Wulan Dilla)