JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi atau PHE memulai roadshow edukasi investor dalam rangka penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
“Namun, manajemen Pertamina Hulu menolak berkomentar,” demikian dikutip dari Reuters, Rabu (29/3/2023).
Dalam pelaksanaan IPO nanti, perseroan disebut akan menawarkan sebanyak 10% hingga 15% sahamnya kepada publik. Entitas usaha PT Pertamina (Persero) ini dikabarkan mengincar dana IPO sebesar USD2 miliar.
Target dana IPO tersebut akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara sepanjang 2023 ini, melampaui target dana penawaran umum PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel yang sebesar USD647 juta.
Perihal rencana penggunaan dana hasil IPO, Pertamina Hulu Energi akan menggunakan sebagian besar dana untuk membiayai belanja modal kegiatan eksplorasi dan pengembangan, serta akuisisi aset migas baru.
Adapun dalam aksi korporasi ini, Citigroup, Credit Suisse dan JPMorgan (JPM.N) adalah pemegang buku bersama IPO, bersama dengan BRI Danareksa dan Bank Mandiri.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mengatakan bahwa, proses IPO Pertamina Hulu Energi mengalami penundaan disebabkan oleh masih adanya dokumen yang perlu diperbaiki.
Sementara itu, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, proses IPO PHE akan dilakukan secara bertahap mengingat valuasi yang dimiliki sangat besar. Untuk itu, ia ingin memastikan bahwa dana hasil IPO nanti cukup digunakan untuk pengembangan usaha PHE.
“Ini valuasinya billion, kita ingin memastikan dana yang kita ambil cukup untuk investasi di sumur-sumur baru atau pengembangan sumur dengan sistem baru,” kata Erick.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)