JAKARTA - PT Telkomsel Indonesia dan IndiHome direncanakan segera merger. Rencana besar ini pun dapat mempengaruhi kepemilikan saham Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (Singtel) di Telkomsel.
Adapun komposisi kepemilikan saham Telkomsel didominasi oleh induk usahanya yakni PT Telkom Indonesia Tbk sebesar 65%. Sementara 35 persen dipegang oleh Singtel.
Potensi terdilusinya saham Singtel akibat penggabungan Telkomsel dan IndiHome dikonfirmasi Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko kepada Komisi VI DPR RI saat rapat kerja (raker).
Dia mencatat, dalam penggabungan Indihome akan dikeluarkan sebagai bagian dari emiten bersandi saham TLKM. Sehingga, sahamnya akan diinbrengkan ke Telkomsel.
”Prosesnya, Indihome akan kami keluarkan dari Telkom, dan kami inbrengkan ke telkomsel. itu nanti akan di value kemudian dibandingkan dengan valuasi telkomsel, sehingga end resultnya nanti akan terjadi dilusi kepemilikan Singtel di Telkomsel. Ini akan mengurangi sebagian kepemilikan Singtel di Telkomsel,” ungkap Tiko Senin (3/4/2023).
Meski demikian, Tiko belum merinci berapa persen saham milik Singtel yang terdilusi akibat aksi korporasi yang dilakukan Kementerian BUMN.
Saat ini Kementerian BUMN terus menggodok penggabungan Telkomsel dan IndiHome. Integrasi kedua mesin bisnis Telkom Indonesia itu dipandang sebagai satu keniscayaan.
Tiko mengatakan Telkom harus bertransformasi dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan infrastruktur digital, sehingga merger dua unit bisnis ini wajib dilakukan.
"Selama 4 tahun terakhir kami berusaha mentransformasi Telkom untuk mengubah dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan digital infrastruktur," ujar dia.
Menurutnya, integrasi Telkomsel sebagai mobile provider dan Indihome sebagai fixed mobile convergence (FMC) menjadi transformasi yang diharapkan meningkatkan pelayanan digital kepada masyarakat dan menaikan revenue Telkom dalam jangka panjang.
(Feby Novalius)