JAKARTA - Memahami konsep bijak memaksimalkan uang Tunjangan Hari Raya (THR) penting untuk diketahui. Karena, terkadang sebagian karyawan masih belum bisa mengelola keuangan THR secara tepat.
Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi, Mieke Rini Sutikno mengatakan jika ingin mengatur uang THR agar dapat bermanfaat secara maksimal, perlu untuk memahami fungsi dari THR terlebih dahulu.
“Supaya maksimal kita harus pahami dulu fungsi dari THR itu untuk apa, ya sesuai namanya tunjangan hari raya. Artinya memang digunakan untuk keperluan hari raya. Jadi kita harus memahami sehingga jika kita gunakan bukan buat keperluan hari raya, mungkin itu nanti bisa berakibat kebutuhan hari rayanya tidak terpenuhi,” kata Mieke saat dihubungi Okezone, Rabu (19/4/2023).
Menurut Mieke, keperluan pada saat hari raya Idul Fitri disebut sebagai pengeluaran ekstra yang kerap melebihi pengeluaran pada bulan di luar hari raya. Maka dari itu, uang THR harusnya hanya digunakan untuk pengeluaran saat Lebaran saja.
“Karena yang namanya hari raya itu ada kebiasaan kita merayakan, bukan seperti kita punya pengeluaran rutin jadi ada ekstra. Itu juga ada yang namanya pengeluaran ekstra terkait dengan Lebaran idul fitri yang kemungkinan akan berat kalau kita mengeluarkan gaji kita yang rutin, “ ungkap Mieke.
“Contohnya misalnya zakat fitrah, infak sedekah bahkan ada pengeluaran yang namanya pulang kampung, ini terjadi ketika kita melaksanakan hari raya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mieke juga menyebut para pekerja sangat diharuskan untuk membagi alokasi uang, menjadi beberapa pos pengeluaran pada saat mengelola keperluan hari raya. Hal ini bertujuan agar segala kebutuhan bisa tercukupi, tanpa sampai mengganggu pos dana darurat atau alokasi anggaran yang lain.
“Pengeluaran hari raya orang itu beda-beda ya, kadang kita bisa bagi dua ada orang yang bisa melaksanakan mudik ada yang tidak, lalu barulah kita ingat pos-pos pengeluaran apa sih yang perlu kita alokasikan,” lanjutnya.
“Pos pengeluaran hari raya, seperti kewajiban kita sebagai muslim zakat, zakat fitrah dan zakat mall. Lalu ada infak dan sedekah, tradisi kasih hadiah Lebaran, angpao Lebaran tapi itu sebenarnya bukan kewajiban, itu tradisi saja. Yang besar itu adalah pengeluaran untuk makanan, sajian kue kering atau makanan utama hingga makanan hantaran,” beber Mieke.
Selain beberapa hal di atas, kebutuan hari raya juga mencakup kebutuhan untuk membeli pakaian baru serta perlengkapan ibadah yang juga perlu untuk diperhatikan dari segi pengeluarannya.
“Lalu ada juga bisanya beli baju baru, perlengkapan ibadah baru, lebih baik menurut saya dialokasikan. Misalnya untuk beli baju baru maksimal 500 ribu gitu, boleh pakai presentase atau angkanya boleh. Jadi dibudgeting jadi kalau Anda belanja enggak khilaf,” papar Mieke.
Terakhir, Mieke pun menyarankan kepada para pekerja agar melakukan pemisahan atau alokasikan sekitar 10%, tepat sebelum Anda menggunakan uang THR. Alokasi tersebut tak hanya menjadi alternatif untuk mencegah kehabisan uang, tapi juga dapat menambah-nambah tabungan Anda nantinya.
“Alangkah baiknya, THR itu mungkin bisa dipotong dulu gitu ya, jumlah tertentu misal 10% untuk tambah tabungan Anda, jadi supaya enggak berasa abis. Ini alternatif atau pilihan saja buat Anda,” pungkas Meike.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)