JAKARTA – Pembatasan impor batu bara China memicu penurunan ekspor Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor Indonesia pada April 2023 mencapai USD19,29 miliar, angka ini turun 17,62% dibanding ekspor Maret 2023. Adapun negara penyumbang perlambatan ekspor ini salah satunya dari China.
Seperti diketahui bersama, China menjadi pangsa pasar terbesar Indonesia yakni sebesar USD4,62 miliar. Namun di sisi lain negara ini juga mencatatkan penurunan yang paling besar.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik, Imam Machdi mengatakan, hal itu disebabkan karena China tengah menerapkan zero emission, sehingga eksportasi batu baranya dikurangi.
"Kita lihat bahwa total ekspor pada April ini memang mengalami penurunan salah satunya untuk negara China selain disebabkan oleh perlambatan dari ekonomi China mungkin kita juga bisa meninjau ekonomi mereka yang antara lain untuk bisa menerapkan zero emisi. Sehingga kebijakan tersebut tentu saja akan mempengaruhi kinerja ataupun kebutuhan batubara di Tiongkok. Sehingga kinerja ekspor khususnya batu bara ke Tiongkok mengalami penurunan," terang Imam usai menerangkan rilis BPS di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Namun demikian, kata Imam, jika melihat neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok secara keseluruhan, Indonesia masih mengalami surplus.
"Begitupun pada bulan lalu juga mengalami hal yang sama," tukasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Imam menyampaikan bahwa berdasarkan negaranya, ekspor non migas pada April 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu sebesar USD4,62 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar USD1,57 miliar, dan india sebesar USD1,54 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,82%.
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD3,16 miliar dan USD1,44 miliar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)