Modal Konter Pulsa dan HP Rp5 Juta, Guyub Nurbian Cetak Transaksi Rp25 Juta per Hari

Rani Hardjanti, Jurnalis
Rabu 24 Mei 2023 15:44 WIB
Modal Konter Pulsa dan HP Rp5 Juta, Guyub Nurbian Cetak Transaksi Rp25 Juta per Hari (Foto: Rani Hardjanti/Okezone)
Share :

JAKARTA – Dengan modal Rp5 juta, Guyub Nurbian nekat alih profesi. Dia memulai usaha konter pulsa sekaligus handphone (HP), dan kini transaksinya bisa mencapai Rp25 juta dalam sehari.

Semula Guyub adalah seorang pelaut, namun nekat banting setir membuka usaha konter pulsa dan handphone. Dia meninggalkan profesi sebagai pelaut lantaran menikah.

Pun demikian dengan sang istri, Puji Setiyana. Dia meninggalkan pekerjaannya membantu orangtua yang menggeluti usaha kuliner makanan jadi dan memilih fokus pada konter pulsa dan HP.

Bersama istri, Guyub memulai hidup baru dari nol dengan membuka usaha konter pulsa serta handphone. Keduanya sepakat memulai usaha di seberang persis Pasar Johar Baru, Jalan Percetakan Negara 2, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Berangkat dari keputusan berani tersebut pada 2010, perjalanan usaha keduanya tumbuh perlahan, dan lama kelamaan menjadi berkembang hingga saat ini.

Modal Rp5 juta itu Guyub raih dari Bank BRI. Dia mendapat persetujuan pinjaman usaha yang kemudian dibelikan handphone dan berbagai aksesoris, termasuk modal untuk menjual pulsa.

Guyub menuturkan, kala itu masih belum zaman handphone android seperti sekarang. Handphone yang tengah tren adalah made in China.

"Jadi masih monophonic, model handphone China yang kecil-kecil gitu. Itu sangat digemari dan laris," ujarnya kepada Okezone, Jumat (19/5/2023).

Dikarenakan konternya berlokasi persis di depan Pasar Johar Baru, maka pembelinya pun variatif. Pelanggannya ada pekerja, pedagang Pasar Johar Baru, bahkan sopir angkutan umum.

"Dulu belum ada ojek online ya, masih sopir angkot, ojek pangakalan dan bajaj. Mereka-mereka pada beli handphone dan kebanyakan juga isi pulsa," ujarnya.

Namun karena perkembangan teknologi, situasi pun berubah. Pada 13 tahun silam, lanjutnya, pulsa sangat diburu pelanggan, perputarannya modal dan hasil pun cepat. Berbeda dengan saat ini yang sudah ada WiFi sesuai dengan perkembangan teknologi.

"Semenjak pandemi tuh orang udah jarang beli pulsa. Mereka kan pasang wifi di rumah buat anak sekolah, bapaknya kerja," ucap Guyub.

Begitu juga dengan handphone yang trennya berangsur menjadi android dengan harga lebih mahal. Akhirnya Guyub dan Puji kewalahan, mereka membutuhkan bantuan dana.

"Handphone-handphone China udah pada minggir deh tuh. Ganti Android yang lebih canggih tapi mahal. Modalnya gede," ujarnya.

Di sinilah keduanya kembali mengajukan pinjaman lagi ke Bank BRI. Guyub sempat ragu apakah bisa mengembalikan dana yang akan dipinjam. Pasalnya, angka pengajuannya akan lebih besar untuk handphone yang lebih mahal.

Dulu Guyub sempat pinjam Rp15 juta, lalu saat peminjaman akan berakhir ditawari top-up pinjaman sampai Rp50 juta. Bahkan dengan modal pinjaman tersebut, transaksi harian pun bisa mencapai Rp25 juta per hari.

"Alhamdulillah karena ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) akhirnya volume transaksi terus tumbuh dan pinjaman modal pun bisa dikembalikan," ucapnya.

Strategi penjualan pun diubah mengikuti perkembangan zaman. Guyub mendapat fasilitas mesin Electronic Data Center atau EDC dari Bank BRI pada tahun 2014.

Langkah ini membuat pembeli makin banyak. Sebab tidak lagi sebatas pembelian pulsa, melainkan bertambah dengan adanya layanan digital perbankan pada usaha Guyub.

"Biasanya ada pegawai negeri sipil (PNS), kalau awal bulan, angkanya gede-gede kan habis gajian. Juga kuli-kuli bangunan, driver ojol, orang pasar pada transfer ke kampung. Di sini yang bikin nilai transaksi jadi besar," ungkapnya.

Guyub pun berbagi kiat sukses dalam usaha konter pulsa dan handphone. Menurut dia, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjalani usaha dengan pikiran tenang.

"Kalau dipikir: 'Wah punya utang Rp50 juta gimana nih?' Ya pasti pusing. Tidak usah pusing, dijalani saja pelan-pelan dengan usaha yang gigih, alhamdulillah bisa dan ketutup," katanya.

Kedua, kreatif dan mengikuti perkembangan zaman. "Kalau jualan enggak ngikutin teknologi akan susah," tegas Guyub.

Setelah usahanya terus bertumbuh, kini Guyub berharap bisa mendapatkan pinjaman dari Bank BRI untuk pembelian rumah. Sebab, kebutuhan keluarganya juga bertambah. Jika di awal usaha hanya berdua dengan istri, kini keduanya sudah dikaruniai tiga anak.

"Pengin bisa beli rumah, tapi cicilan dan bunganya ringan," tutup Guyub sambil berkelakar.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya