Kemudian ada proses numbering, uang kertas yang sudah melalui dua tahapan di atas kemudian diberi nominal. Setelah pemberian nominal, pekerja akan mengecek kembali untuk memastikan tidak ada kesalahan baik dalam percetakan maupun pemberian nominal agar nominal sesuai dengan desain uang kertas, hal ini bertujuan agar petugas bisa menentukan mana uang yang layak edar dan mana yang tidak.
Setelah dipastikan tidak ada kesalahan, uang kertas yang dicetak pada lembaran bilyet akan dipotong sesuai ukuran masing-masing lalu dikemas secara manual. Setelah itu uang kertas akan dikirim ke Bank Indonesia, baik uang yang layak edar maupun tidak. Sebab bahan baku uang kertas hanya diperoleh dari BI sehingga hasilnya pun semuanya harus diserahkan kembali ke bank sentral tersebut.
Peruri terus meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah dan memperbarui permesinan menjadi modern agar mampu bersaing dengan perusahaan pencetakan uang dari negara-negara lain. Saat ini kapasitas produksi Peruri adalah mampu mencetak uang rupiah hingga 12 miliar bilyet dalam setahun yang dikerjakan melalui 12 lini permesinan. Keunggulan Peruri dalam hal kapasitas dan permesinan inilah yang akhirnya berhasil memenangkan Peruri dalam tender pencetakan uang kertas Soles, mata uang Negara Peru, Amerika Selatan pada 2019.
(Feby Novalius)