JAKARTA – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Jakarta Investment Centre (JIC) berkolaborasi dengan China ASEAN Business Alliance (CABA), menggelar Webinar bertema Unlocking Jakarta’s Potential: Opportunities and Challenges.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta Benni Aguscandra mengatakan bahwa Pemerintah telah menerbitkan peraturan tata ruang yang diperbarui dalam mendukung iklim bisnis dan investasi yang ramah, untuk menarik lebih banyak Investor ke Jakarta.
BACA JUGA:
Benni mengungkapkan, pada triwulan I tahun 2023 ini realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi DKI Jakarta telah mencapai angka USD1,2 miliar.
“Kami senang bisa membagikan capaian di triwulan I 2023, di mana ekonomi Jakarta menunjukkan tren positif. Realisasi PMA di Jakarta, mencatatkan pencapaian yang luar biasa, dengan total USD1,2 miliar,” ungkap Benni seperti ditayangkan dalam Layanan Jakarta On TV Eps. 98 di Youtube Layanan Jakarta – DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Benni menjelaskan, pada tahun 2022 lalu, R.R Tiongkok menjadi penyumbang Investor Asing terbesar untuk Penanaman Modal Asing (PMA) di Jakarta.
“Transportasi dan Perumahan memberikan kontribusi yang signifikan dalam realisasi Penanamaan Modal Asing R.R Tiongkok di Jakarta, yang perkembangannya tidak terbatas kemungkinan untuk lebih banyak kolaborasi lagi,” papar Benni.
Sebagai salah satu kota besar di Asia Tenggara, Benni menyebut Jakarta adalah kota yang penuh peluang, yang tidak hanya menawarkan lingkungan bisnis yang ramah, tetapi juga pasar yang besar dan unik.
BACA JUGA:
Untuk itu, melalui Jakarta Investment Centre (JIC) Benni mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh para calon investor, mulai dari perizinan,
hingga memfasilitasi investor lokal maupun asing untuk dapat melakukan realisasi investasi di Jakarta.
Realisasi PMA dan PMDN Jakarta triwulan I 2023 Berdasarkan data Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi DKI Jakarta pada periode Januari-Maret (Triwulan I) tahun 2023 menembus angka Rp36,5 triliun, yang terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar USD1,2 miliar atau setara Rp17,5 triliun, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp19,0 Triliun.
Secara agregat realisasi investasi DKI Jakarta yang mencapai Rp36,5 Triliun pada triwulan I tahun 2023 ini pun telah memberikan kontribusi 11% terhadap capaian realisasi penanaman modal nasional.
Benni juga mengungkapkan, secara kumulatif sektor usaha terbesar realisasi investasi PMDN dan PMA di DKI Jakarta pada Triwulan I tahun 2023 adalah sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi dengan nilai Rp13,95 Triliun sektor Jasa Lainnya Rp6,60 Triliun dan sektor Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran Rp4,88 triliun. Ketiga sektor ini memiliki kontribusi 70% dari total realisasi investasi di DKI Jakarta pada Triwulan I tahun 2023.
Lebih lanjut, Benni memaparkan, berdasarkan wilayah kota Administrasi di DKI Jakarta, sebaran realisasi investasi secara kumulatif pada periode triwulan I tahun 2023.
Adapun realisasi investasi PMDN dan PMA kumulatif terbesar berada di wilayah Jakarta Selatan dengan nilai realisasi investasi sebesar Rp19,5 triliun, di mana PMDN sebesar Rp6,95 triliun dan PMA sebesar Rp12,55 triliun.
Benni mengungkapkan bahwa tingginya angka realisasi investasi di Jakarta tidak terlepas dari berbagai inovasi layanan penanaman modal dan kemudahan perizinan/ nonperizinan, yang dilakukan DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta.
“Kinerja investasi DKI Jakarta mencatatkan hasil yang positif. Capaian ini tidak terlepas dari arahan Pj. Gubernur DKI Jakarta agar seluruh jajaran Pemprov. DKI Jakarta untuk terus melakukan berbagai inovasi dalam menghadirkan pelayanan publik yang prima kepada masyarakat guna mendorong laju investasi di Jakarta,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Jakarta Investment Centre (JIC) DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta, Tona Hutauruk mengungkapkan peluang berinvestasi di Jakarta pasca relokasi Ibukota.
Tona menyebut, pasca relokasi Ibukota, Jakarta tetap menjadi Daerah Khusus yang akan berperan sebagai pusat perdagangan, jasa keuangan, moneter, perizinan penanaman modal dan kegiatan usaha nasional dalam skala regional dan global.
“Peluang investasi muncul pada transisi pembangunan misalnya relokasi Ibu Kota, konstruksi pembangunan berorientasi transit dan rencana tata ruang terperinci berbasis investasi,” ungkap
Tona saat menjadi pembicara dalam Webinar bertema Unlocking Jakarta’s Potential: Opportunities and Challenges.
Selain itu, Tona mengatakan pergeseran kebijakan akan membawa manfaat ke depan, termasuk dalam aspek investasi, terutama di sektor properti dimana struktur modal dan produk keuangan harus terintegrasi sejak awal dalam biaya investasi yang dibutuhkan oleh pengembangan area berskala besar.
“Ke depan Pemprov DKI Jakarta akan fokus pada pembangunan (kembali) perkotaan di beberapa titik di seluruh kota, menggunakan pembangunan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD) sebagai konsep utamanya,” ungkap Tona.
Selain itu, Tona mengatakan tahun ini JIC akan kembali menggelar Jakarta Investment Forum (JIF), yang akan berlangsung pada Juli hingga Agustus 2023 mendatang.
“Tahun ini adalah acara tahunan ketiga Jakarta Investment Forum. Dan kami juga mengadakan beberapa seminar dan webinar yang disebut JIC talks dan menghadiri forum bisnis. JIC juga mempromosikan proyek-proyek investasi potensial. Kami melakukan kerja sama yang erat dengan kedutaan, IPC, kamar dagang, dan lain-lain,” papar Tona.
Tona pun kemudian memperkenalkan 8 proyek pembangunan berkelanjutan yang siap ditawarkan untuk kerja sama investasi.
Adapun 8 proyek tersebut di antaranya, Extended Concourse, Stasiun MRTJ Bundaran HI, Extended Concourse, Stasiun MRTJ Fatmawati, Dek Pejalan Kaki Dukuh Atras, Blok M Mixed Use, Pembangunan Terpadu Rorotan, Lot A Ancol, Lot B Ancol, dan Pengembangan Ancol Barat.
(Zuhirna Wulan Dilla)