JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengukuhkan pengurus baru Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPN Apindo) masa bakti 2023 - 2028 di Jakarta.
Presiden Jokowi mengapresiasi atas kepengurusan Apindo terbaru ini yang memiliki ketua umum perempuan pertama sejak berdiri 71 tahun lalu.
BACA JUGA:
"Selamat atas pengukuhan ketua umum dan pengurus Apindo masa bakti 2023-2025. Saya dengar Bu ketum jadi ketua perempuan pertama di Apindo," kata Jokowi dalam sambutannya pada acara pengukuhan Apindo, Senin (31/7/2023).
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi berpesan kepada pengusaha untuk mendukung program hilirisasi.
Sebab dengan cara itu diyakini Presiden akan membuat Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045 mendatang.
BACA JUGA:
"Ada 2 hal penting yang bisa membuat kita menjadi negara maju, pertama pengembangan SDM dan hilirisasi, kalau itu berhasil di semua sektor, kalau itungannya World Bank, IMF, itu di 2040-2045 saya yakin akan menjadi negara maju," kata Presiden.
Dalam rangka penguatan SDM, Presiden Jokowi mengapresiasi program Apindo yang memiki program penghapusan stunting dalam program prioritas yang telah disusun hingga 2028 mendatang.
Sebab menurut Presiden Jokowi penghapusan stunting menjadi modal awal untuk melahirkan generasi Indonesia yang berkompeten, sehingga bonus demografi bisa dimanfaatkan dan bukan menjadi bencana demografi.
"Urusan stunting, biasanya kalau kita di Apindo itu selalu bicara untung dan rugi, profit berapa, cuan berapa, tapi saya senang Apindo bicara stunting," lanjut Presiden.
BACA JUGA:
"Karena sekali lagi, problem besar yang membebani bonus demografi adalah masalah stunting ini," sambungnya.
Presiden juga berharap kepada seluruh organisasi pengusaha agar bisa turut memperhatikan masalah stunting di Indonesia.
Agar ke depannya bisa melahirkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.
"Saya harapkan, Kadin, HIPMI, juga ikut bekerja penanganan stunting karena memang di 2012 angka kita tinggi 37%, akhir tahun 2022 sudah turun jadi 22%, target kita tahun 2024 bisa turun lagi di 14%, itu bukan hal yang mudah," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)