5 Fakta Gaji Driver Ojol Bikin Heboh hingga Sosok Pemilik Grab Indonesia

3. Sistem Bagi Hasil

Driver ojol adalah mitra dari perusahaan tempat mereka menyandang nama brand tersebut.

 BACA JUGA:

Untuk itu, agar bisa sama-sama menghasilkan untung, perusahaan aplikasi ojol tersebut menentukan besaran komisi yang diperolehnya berdasar penghasilan masing-masing drivernya tiap hari.

Sebagai contoh, bagi Gojek, skema bagi hasil perusahaan dengan drivernya adalah 2:8.

Sedangkan bagi Grab skema bagi hasilnya melalui perbandingan 1:9.

Artinya jika seorang driver Grab memperoleh pemasukan di hari ini Rp100.000, maka driver perlu memberi perusahaan sebesar Rp10.000, sedangkan Rp90.000 sisanya baru akan menjadi milik driver.

4. Tanggapan Perusahaan

Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy mengklaim bahwa besaran tarif dan biaya sewa aplikasi yang ditetapkan pihaknya sesuai aturan Keputusan Menteri Perhubungan tahun 2022.

Biaya komisi itu digunakan untuk menunjang kebutuhan mitra pengemudi. Adapun hal lainnya dipergunakan untuk penggunaan sistem teknologi yang mengatur pesanan dan menghubungkan mitra dengan konsumen.

"Dan berbagai program untuk mitra pengemudi seperti GrabBenefits, donasi, program kelas terus usaha, dan lain-lain," kata Tirza lewat jawaban tertulis.

5. Pemilik Grab

Sebagai perusahaan startup yang pertama di Asia Tenggara yang memiliki valuasi perusahaan sebesar USD10 miliar. Kesuksesan Grab tersebut tidak bisa terlepas dari jasa seseorang.

Anthony Tan-lah orangnya. Dibalik keberhasilan Grab mengkomersialisasi produknya di seluruh negara Asia Tenggara, kecuali Laos dan Brunei.

Anthony sendiri adalah seorang kelahiran Malaysia, berkewarganegaraan Singapura, yang beretnis Tionghoa.

Inspirasinya mendirikan perusahaan startup Grab berasal dari keinginannya membangun sebuah bisnis di bidang taxi. Hal serupa dengan apa yang sudah pernah diperjuangkan sebelumnya pertama kali oleh kakek Anthony.

Dia seorang pernah termasuk dalam daftar 50 orang terkaya di Singapura pada 2021. Harta kekayaannya kala itu mencapai USD790 miliar atau setara dengan Rp11,85 triliun.

(Zuhirna Wulan Dilla)