Cara Dirut Pertamina Penuhi Pasokan Energi di RI

Michelle Natalia, Jurnalis
Rabu 06 September 2023 11:26 WIB
Dirut Pertamina Ungkap Cara Pertamina Penuhi Pasokan Energi sambil Kejar Target Net Zero Emission. (Foto: Okezone.com/AIPF)
Share :

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa Pertamina memiliki tiga agenda paralel utama menuju transisi energi. Di mana hal ini harus mendapat dukungan semua pihak.

"Kita berbicara soal perubahan iklim, jadi hal yang paling penting adalah ruas jalan transisi energi. Kita memiliki tujuan yang sama, garis akhirnya adalah di net zero emission, bukan 0," ujar Nicke dalam Plenary Session I AIPF di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Tapi sekarang, setiap negara memiliki posisi dan titik awal yang berbeda. Tiap negara berada di tahap perkembangan ekonomi dan pembangunan, serta tantangan yang berbeda pula, sehingga ruas jalan transisi energinya pun berbeda.

"Untuk Indonesia, kita adalah negara berkembang dan memiliki target ambisius untuk menaikkan PDB kita untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dan laju inflasi. Jadi kami membutuhkan energi sebagai katalis untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," tegas Nicke.

Yang harus dilakukan sekarang adalah keamanan energi harus tetap dijaga. Pertamina sebagai BUMN memiliki mandat untuk menjaga keamanan dan resiliensi energi.

Tapi di sisi lain, Pertamina harus mendukung target pemerintah untuk mencapai nett zero emission.

"Jadi, kami memiliki tiga agenda paralel utama untuk mencapai target itu. Pertama, kami tetap menjaga bisnis warisan kami dengan metodologi operasi yang berbeda," ungkap Nicke.

Pertamina melakukan beberapa inisiatif untuk dekarbonisasi. Meski bisnis warisan Pertamina sebenarnya karbon positif, tetapi melalui program dekarbonisasi Pertamina bisa menguranginya, ini untuk jangka pendek.

"Tapi, kami juga memiliki mitigasi untuk jangka panjang. Contohnya, untuk bisnis minyak, kami mengembangkan dua agenda utama mengenai aset eksisting kami, mengubah kilang minyak menjadi kilang minyak hijau sehingga kami bisa meningkatkan dan mempercepat bioenergi," terang Nicke.

Kedua, mengintegrasikan kilang dengan industri petrokimia. Ketiga, mengembangkan bisnis zero carbon atau bisnis netral karbon.

Terlebih, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di geothermal atau energi panas bumi, juga tenaga hydro, sehingga ada inisiatif netral karbon.

"Karena kami masih memiliki aktivitas bisnis yang karbon positif, kami memiliki inisiatif untuk karbon negatif, yaitu CCUS dan nature-based solution atau solusi berbasis alam (NBS). Indonesia memiliki potensi berlimpah di CCUS dan NBS serta material penting untuk transisi energi," ucap Nicke.

Indonesia, sebut dia, memiliki cadangan dan produksi nikel yang terbesar, enam terbesar di bauksit, dan ketujuh terbesar di tembaga.

"Kami juga memiliki 400 gigaton potensi cadangan karbon untuk CCUS dan NBS, salah satu dari negara dengan hutan hujan terluas di dunia. Jadi itu tiga agenda utama yang harus diatur secara paralel untuk menuju transisi energi dan mengurangi emisi karbon secara terjangkau," pungkas Nicke.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya