Jokowi Prediksi Harga Minyak Dunia Bisa USD150 per Barel Gegara Perang Hamas-Israel

Atikah Umiyani, Jurnalis
Selasa 24 Oktober 2023 10:36 WIB
Presiden Jokowi prediksi harga minyak dunia naik kena dampak perang Hamas-Israel. (Foto: MPI)
Share :

 

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui perang Hamas-Israel akan membuat harga minyak mentah dunia kembali meroket.

Bahkan dia menyebut kemungkinan harga minyak mentah Brent mencapai USD150/barel ke depannya meskipun saat ini harganya masih di kisaran USD89 per barel

 BACA JUGA:

"Kemarin Brent masih USD89 per barel, tapi kalau meluas ya tidak tahu, bisa mencapai USD150," kata Jokowi ketika ditemui di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Menurutnya kenaikan harga minyak itu akan terjadi apabila perang ini meluas ke negara timur tengah lainnya, seperti Lebanon, Suriah, hingga ke Iran.

 BACA JUGA:

Katanya, ini juga akan mempersulit pertumbuhan ekonomi semua negara.

"Perang yang satu Ukraina blm jelas berakhirnya kapan, muncul lagi perang Hamas-Israel, makin mengkhawatirkan. Larinya nanti bukan hanya perangnya di Israel dan Palestina, tapi kalau meluas, melebar ke Lebanon, Suriah, melebar ke Iran, akan semakin merumitkan ekonomi semua negara karena harga minyak pasti akan naik," tuturnya.

"Inilah yang harus kita waspadai, hati-hati semuanya, baik sisi moneter maupun fiskal," lanjutnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan pihaknya saat ini terus monitor harga minyak dan gas sebagai antisipasi perang Hamas-Israel yang hingga kini masih memanas.

 BACA JUGA:

"Yang pasti kita mantau terus monitor terus tiap hari harga minyak termasuk gas termasuk dampaknya," ujarnya ketika ditemui.

Dadan pun memastikan bahwa yang paling utama yaitu pasokan dalam kondisi aman dan tidak mengalami kekurangan.

"Yang pertama kita pastikan itu supplynya itu tidak boleh berkurang setelah itu baru dampaknya kalau di APBN harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) kan 90, secara ICP Basisnya kita masih oke-oke saja," tuturnya.

Dadan pun menekankan bahwa pihaknya tidak akan tergantung pada satu negara produsen minyak mentah.

Hal itu diungkapkan merespon kemungkinan negara penghasil minyak seperti Arab Saudi dan Nigeria bakal ikut perang.

Seperti diketahui, Indonesia lebih banyak mengimpor minyak dari kedua negara tersebut.

"Itu pasti itu sudah dari dulu pun kita sudah begitu bahwa multi supplier kita tidak akan tergantung sama satu negara itu dari awal pun sudah ada," pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya