Perusahaan AS dan Rusia Ingin Bangun PLTN di Indonesia, Partai Perindo: Jangan Lihat Nuklir sebagai Ancaman

Dimas Choirul, Jurnalis
Rabu 25 Oktober 2023 21:48 WIB
Perusahaan Asing Ingin Bangun PLTN di Indonesia. (Foto:okezone.com/Reuters)
Share :

JAKARTA - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hankam dan Siber Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati menyoroti rencana perusahaan asing membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.Perusahaan tersebut dari Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

Hal tersebut sebelumnya disampaikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi.

"Patut kiranya kita sambut rencana investasi pembangunan PLTN untuk memenuhi kebutuhan listrik murah untuk seluruh masyarakat Indonesia. Jadi kita jangan melihat nuklir sebagai ancaman sistem pertahanan saja," kata Nuning, begitu Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati disapa, kepada wartawan, Rabu (25/10/2023).

Menurut Nuning, pembangunan PLTN merupakan salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan energi yang semakin tinggi di Indonesia.

Populasi penduduk Indonesia yang berkembang secara eksponensial perlu diimbangi dengan ketersediaan energi listrik yang memadai.

Namun demikian, alokasi energi listrik untuk sebagian besar penduduk dinilai Nuning masih terbatas. Beberapa wilayah terpencil hingga kini masih ada yang belum menikmati listrik.

"Belum lagi kebutuhan listrik untuk industri. Harga listrik di Indonesia juga dirasakan relatif masih lebih tinggi dibandingkan beberapa negara," ujar Nuning yang juga merupakan Bacaleg Partai Perindo DPR RI Dapil Jateng VI (Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, dan Magelang) ini.

Oleh karenanya, diakui Nuning, pembangunan PLTN diyakini mampu menyediakan listrik dalam kapasitas besar dengan harga yang bisa jauh lebih murah.

Beberapa negara telah membuktikan bahwa kunci keberhasilan pembangunan SDM adalah tersedianya listrik murah yang merata di seluruh wilayah.

Di mana saat ini, sudah banyak kajian akademik dan riset ilmiah terkait peluang pembangunan PLTN.

"Sudah saatnya masyarakat Indonesia memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lengkap dan berimbang terkait pembangunan PLTN," jelas dia.

Selain itu, Nuning menjelaskan, sejarah Indonesia mencatat sejak 1961 telah dibangun reaktor nuklir. Sejak itu sudah banyak ahli nuklir di Indonesia.

Beberapa universitas terkemuka di Indonesia juga menyelenggarakan program studi terkait nuklir.

Banyak pakar di dunia juga menilai kapasitas dan kompetensi SDM Indonesia sangat siap membangun PLTN.

Terlebih lagi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini menjadi satu-satunya instansi pemerintah yang mengelola tiga reaktor nuklir yakni di Serpong, Bandung, dan Yogyakarta.

"Para periset nuklir di BRIN juga memiliki standar internasional sesuai peraturan IAEA," pungkasnya.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya