Mengingat saat ini 70% kebutuhan gula Indonesia dipenuhi oleh impor.
"Dalam arti 70% kebutuhan gula kita berasal dari impor, sehingga pasti ketika harga gula internasional bergejolak, pasti akan sangat bepengaruh terhadap harga di Indonesia, itu sudah clear lah," sambungnya.
BACA JUGA:
Menurutnya peningkatan harga gula global itu disebabkan oleh faktor penurun produksi gula secara global. Terutama penurunan produksi di negara Brazil dan Thailand yang saat ini menjadi pemasok gula terbesar.
"Sudah barang tentu masalah iklim dan cuaca contohnya Brazil, awal Oktober kemarin itu hujannya cukup tinggi saat panen, sehingga rendemnya turun, lalu di Thailand juga kena El Nino, sehingga produksi turun," lanjutnya.
Dwi Andreas menambahkan ketergantungan Indonesia terhadap gula ini kemungkinan bakal terus membesar seiring berjalannya waktu.
Mengingat luas lahan untuk memproduksi gula sendiri menurutnya tidak mengalami pertumbuhan sejak 30 tahun yang lalu, disatu sisi kebutuhan atau permintaan masyarakat terus bertambah.
"Kalau sekarang itu sekitar 420-440 ribu hektare lahan produksi gula, dan itu tidak bertambah. Political while pemerintah praktis tidak ada untuk meningkatkan produksi gula," kata Dwi Andreas.
"Luas panen tebu itu tidak banyak berubah, kalau diambil sejak tahun 1990 an luas hampir sama. Artinya sudah 30 tahun lebih luas panen tebu itu hampir sama dengan sekarang, bisa dibayangkan. Berarti tidak ada perkembangan apapun," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)