JAKARTA - PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo (Persero) a member of IFG mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk menyiapkan asuransi pertanian.
Pemain asuransi pertanian saat ini belum terlalu banyak. Jasindo yang mendapatkan penugasan dari pemerintah memiliki Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang memberikan perlindungan kepada petani dari ancaman risiko gagal panen sebagai akibat risiko banjir, kekeringan, penyakit dan serangan organisme pengganggu tanaman .
"Penugasan asuransi pertanian, ini sebenarnya subsidi, jadi anggaran dari Kementerian Keuangan dan koordinasi dengan Kementerian Pertanian," ujar Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema saat bincang dengan media, Jakarta.
Ketika sudah di lapangan, pihaknya juga melakukan literasi dan edukasi kepada petani. Saat ini Jasindo mengcover lebih dari 300 ribu hektare lahan pertanian padi di hampir seluruh wilayah Indonesia, terutama untuk titik-titik yang memang terdapat kantor cabang Asuransi Jasindo.
"Jadi kami mengupayakan agar lahan-lahan pertanian yang ada di wilayah operasional kantor cabang kami dapat tercover asuransi AUTP," ujarnya.
Untuk preminya sebesar Rp180.000 dengan rincian 80% merupakan bantuan dari pemerintah, sehingga setiap petani hanya membayar Rp36 ribu dengan maksimal harga pertanggungan Rp6 juta per hektare.
Terdapat beberapa kriteria untuk dapat ikut serta dalam program asuransi ini, seperti kriteria petani yang bisa mendapatkan asuransi ini, adalah petani penggarap atau petani pemilik lahan maksimal 2 hektare. Kriteria lahan merupakan lahan irigasi atau lahan tadah hujan yang dekat dengan sumber air
Sebagai contoh, pada bulan September 2023 Jasindo melakukan pembayaran klaim gagal panen sebesar Rp1,1 miliar kepada 43 Kelompok Tani di Kabupaten Sumbawa Barat.
"Gagal panen ini disebabkan musibah banjir pada lahan pertanian yang dialami oleh para petani di sana," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)