JAKARTA - Penandatanganan kesepakatan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ke Holding BUMN Pertambangan atau Mining Industri Indonesia (MIND ID) resmi dilakukan pada Senin, 26 Februari 2024.
Keduanya pun menyepakati divestasi 14% dengan harga per saham sebesar Rp3.050.
Kesepakatan penandatanganan divestasi 14% saham INCO disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko.
Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan oleh Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso, Deshnee Naidoo dari VCL, Yusuke Niwa dari SMM, Febriany Eddy dari Vale Indonesia.
Berikut Okezone merangkum sejarah dan 7 fakta divestasi saham Vale ke MIND ID yang akhirnya rampung pada Sabtu, (2/3/2024).
1. Sebagai Momentum Bersejarah
Erick Thohir menilai langkah MIND ID meningkatkan kepemilikan saham di Vale melalui skema divestasi merupakan momentum bersejarah. MIND ID menyepakati akuisisi saham sebesar 14% dari total kepemilikan saham Vale Indonesia dengan Vale Canada Limited (VCL), Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM).
"Harga saham yang disepakati sebesar Rp3.050 per lembar saham. MIND ID akan bersama-sama dengan VCL mengendalikan PT Vale Indonesia karena ini sifatnya kontrol bersama atau joint control over corporation,” ujar Erick.
Pada November 2023 yang lalu telah ditandatangani Heads of Agreement yang salah satunya menyatakan bahwa MIND ID dan VCL akan melakukan joint control atas pelaksanaan kegiatan usaha PT Vale Indonesia. Divestasi ini pun merupakan bagian dari upaya PT VI dalam memenuhi kewajiban divestasi sesuai undang-undang pertambangan mineral dan batubara di Indonesia.
2. MIND ID Pemegang Saham Terbesar Vale
MIND ID telah menjadi pemegang saham terbesar Vale. Adapun komposisi pemegang Vale setelah kesepakatan adalah MIND ID sebesar 34,00%, VCL sebesar 33,88%, SMM sebesar 11,48% dan Publik sebesar 20,63%.
3. MIND ID Dapat Menunjuk Tiga Komisaris
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa MIND ID akan memiliki hak untuk menunjuk tiga Komisaris, termasuk Komisaris Utama, serta Direktur Utama, dan Direktur SDM.
“Kami telah bersepakat bahwa VCL akan menunjuk Direktur operasional dan juga Direktur yang bertanggung jawab atas pengelolaan ESG. Ini menegaskan bahwa kami tetap ingin agar standard ESG yang selama ini menjadi komitmen VCL tetap dipertahankan, termasuk juga praktek pertambangan terbaik yang selama ini sudah ditunjukkan oleh PT VI” tambah Tiko.
4. Febriany Eddy sebagai Direktur Utama Vale Indonesia
Kementerian BUMN dan MIND ID tetap akan menunjuk Febriany Eddy sebagai Direktur Utama Vale Indonesia setelah kesepakatan divestasi diselesaikan.
“Tentu kami melihat keberlanjutan sebagai hal yang penting, kami yakin bahwa komitmen kami dan VCL dalam mengelola PT VI ini sama, dan kami dan VCL, sebagai pemegang saham terbesar pertama dan kedua, telah bersepakat untuk melanjutkan komitmen hilirisasi sebagai bentuk dukungan Perusahaan terhadap Program Strategis Pemerintah. Sdri Febriany Eddy tetap akan menjadi Direktur Utama mewakili MIND ID” paparnya.
5. Tidak Ada Penciutan Lahan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan tidak akan ada relinquish atau penciutan lahan dari proses divestasi saham PT Vale Indonesia (INCO) ke Holding BUMN Pertambangan, MIND ID.
"Kenapa kita setuju tidak ada relinquish dari Vale, karena kita ingin menjadi model di dunia bahwa penataan lingkungan di PT Vale Indonesia itu sangat baik," jelasnya, dalam proses penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan divestasi Vale Indonesia 'Siging of Definitive Transaction Agreement For the Acquisition of PTVI Shares', Senin, 26 Februari 2024.
6. Hilirisasi Nikel di Tanah Air
Luhut mengungkapkan bahwa divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ke MIND ID sebagai pertanda baik dan penting dalam program hilirisasi nikel di Tanah Air.
Luhut mengatakan, dengan%tase itu mempermudah pemerintah memasifkan hilirisasi nikel. Sehingga, Indonesia dapat menyuplai produk turunan nikel untuk pasar Amerika Serikat hingga Eropa.
“Hal ini juga (divestasi saham) menjadi pertanda penting dalam program hilirisasi nikel Indonesia kedepannya, terutama untuk mensuplai kebutuhan produk turunan nikel kepada pasar Eropa dan Amerika Serikat,” ujar Luhut.
7. Indonesia Negosiasi Dengan Otoritas AS
Luhut mengatakan, delegasi Indonesia baru saja melakukan negosiasi dengan pihak otoritas AS terkait kebijakan pengurangan inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) yang diterbitkan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sejak 2023 lalu.
Kebijakan AS itu disebut-sebut akan menghambat langkah Indonesia menjadi pemain utama rantai pasok kendaraan listrik di pasar global. Sebab, nikel di dalam negeri belum masuk dalam kriteria IRA.
Karena itu, Luhut memastikan persoalan IRA akan segera diselesaikan pemerintah dalam waktu dekat ini. Dengan begitu, potensi Indonesia mengisi pasar produk turunan nikel dunia dapat dilakukan.
“Baru balik tim kita dari Washington untuk tindak lanjuti perbincangan mengenai IRA-AS ini. Kita berharap itu akan bisa kita tuntaskan dalam beberapa waktu kedepan, tentu akan terhambat karena Pilpres juga di sana,” paparnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)