JAKARTA - Pemerintah menargetkan peremajaan 15.000 hektare (ha) lahan sawit renta di Jambi hingga 2026.
"Makanya kita harus memanfaatkan dengan sangat baik sehingga kita bisa sama-sama mensukseskan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)" kata Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Terdapat empat formula yang telah diterapkan di sejumlah provinsi dalam akselerasi PSR untuk direplikasi ke Jambi dan Sumbar.
Keempatnya adalah penyediaan bibit sawit unggul, penerapan single management yang transparan, pendampingan selama proses peremajaan berlangsung melalui skema cash for works, serta pemberdayaan secara berkelanjutan.
Direktur Produksi dan Pengembangan Holding PTPN III (Persero) Mahmudi menjelaskan bahwa PTPN mendukung pertumbuhan perkebunan Indonesia melalui program strategis nasional dengan menaikkan target produksi Crude Palm Oil (CPO) dan minyak goreng.
Dia juga menyebutkan bahwa 120 ribu petani dan keluarga akan terbantu dari program penanaman kembali (replanting plasma). PTPN menegaskan bahwa fokus mereka tidak hanya pada mencari keuntungan, melainkan juga menjadi agen pembangunan yang mengakselerasi peremajaan sawit rakyat.
“Program PSR merupakan salah satu amanah Program Strategis Nasional yang harus diwujudkan dengan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan petani sawit. Pembentukan PTPN IV PalmCo Desember tahun lalu akan berperan mengakselerasi PSR,” katanya.
Secara keseluruhan, Jambi memiliki luas perkebunan sawit mencapai 1,2 juta hektare.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan pihaknya mendukung PSR melalui simplifikasi aturan dan persyaratan untuk mengurangi hambatan-hambatan yang selama ditemui di lapangan.
Aturan baru ini akan mencabut aturan lama yang selama ini dianggap belum secara maksimal dalam mengefektifkan tata kelola sawit, khususnya yang berkaitan dengan program PSR.
“Nanti akan ada permentan yang menyatukan, mulai dari PSR, sarpras (sarana dan prasarana perkebunan), SDM, hingga ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), dalam satu permentan,” imbuhnya.
(Dani Jumadil Akhir)