JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Entjik S Djafar mengatakan minimnya edukasi menjadi penyebab banyak orang Indonesia enggan melunasi hutangnya di Fintech.
Maraknya insiden orang yang menolak bayar utang juga disebabkan oleh kurangnya pemahaman yang memadai. Sebagaimana yang dikatakan oleh Entjik, bahwa orang Indonesia banyak yang bermental ogah bayar utang karena belum meratanya edukasi di tengah masyarakat.
Tentunya faktor edukasi menjadi hal krusial yang harus didapat masyarakat, karena dari sini akan terbentuk rasa disiplin dalam membayar kewajiban.
“Karena edukasi ke masyarakat belum merata sehingga membuat mental-mental gak mau bayar. Itu gak bagus. Secara agama saja, agama apapun, itu gak boleh utang gak dibayar," tutur Entjik dalam Media Gathering dan Halalbihalal bersama AdaKami.
Pada negara maju, terdapat kebijakan para penunggak utang dilarang menggunakan fasilitas umum seperti MRT atau kereta. Entjik juga mengungkapkan kebijakan serupa belum cocok jika diterapkan di Indonesia.
"Kita ini Indonesia. Republik ini masih belajar, ada step-stepnya karena kita ini negara berkembang. Kalau untuk kebijakan seekstrim negara maju belum lah, tapi kalau bisa SLIK masuk, itu sudah mengedukasi masyarakat untuk disiplin membayar kewajiban," ungkapnya.
Entjik juga menegaskan treatment Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) perlu ditegakkan di Indonesia. Dengan adanya kebijakan tersebut membuat data penunggak utang tercatat dan tersimpan, sehingga kedepannya akan sulit jika ingin mengajukan pinjaman di lain platform.
Baca selengkapnya: Penyebab Banyak Orang RI Ogah Bayar Utang di Fintech
(Taufik Fajar)