Dalam perspektif lain, dia mengingatkan, bahwa melanjutkan pemberian HGBT kepada industri, justru bisa menghancurkan industri itu sendiri. Mengapa? Karena perusahaan atau industri yang terus-menerus mendapat subsidi, akan berubah menjadi infant industry yang harus terus menerus dijaga dengan subsidi. Dalam kondisi demikian, imbuhnya, kualitas produk akan menurun karena perusahaan tidak bisa melakukan efisiensi.
“Pada saatnya akan membuat industri tersebut tidak mampu bersaing di pasar, karena tidak sanggup bekerja efisien seperti perusahaan atau industri yang tidak disubsidi. Dan beberapa waktu kemudian, industri tersebut akan hancur,” jelasnya.
Menurut Hamid, industri yang menginginkan subsidi adalah industri yang tidak profesional. Begitu pula sebaliknya, industri yang profesional tidak akan mau diberi subsidi. “Kalau yang profesional, dia pasti tahu persis bahwa subsidi justru akan membunuh bisnisnya sendiri secara perlahan,” ujarnya.
Permintaan agar pemerintah mengevaluasi kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), sebelumnya juga disampaikan ekonom Bank Permata Joshua Pardede.
Joshua mengatakan bahwa tensi geopolitik global dan risiko fluktuasi nilai tukar bisa menjadi ancaman perekonomian di seluruh dunia. Untuk itu, menurut Joshua, Pemerintah harus berhati-hati dalam menetapkan kebijakan, seperti program HGBT.
(Dani Jumadil Akhir)