JAKARTA – Indonesia memiliki peran vital dalam industri motor listrik di kawasan ASEAN. Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AIS) penjualan kendaraan roda dua di Indonesia mencapai 6 juta lebih sepanjang tahun 2023 lalu, naik 19,44% dibandingkan tahun 2022. Melihat tren pengguna kendaraan roda dua ini bisa sangat membantu mengurangi CO2 dengan pengalihan penggunaan ke e-bike.
Chairman Sunra Group Zhang Chongshun, mengatakan sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar dan perkembangan ekonomi yang baik, Indonesia memiliki peran penting di Kawasan ASEAN untuk pasar motor listrik.
“Ditambah dengan komitmen pemerintah terkait net zero emission (NZE) pada 2060, pihaknya sangat optimis mengambil peluang di pasar Indonesia,” kata dia, Kamis (23/5/2024).
Meski demikian, upaya mempopulerkan penggunaan motor listrik masih menghadapi beberapa tantangan. Baik motor maupun mobil listrik memiliki biaya awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sebagian besar motor listrik harganya lebih dari Rp25 juta, sementara sebagian besar sepeda motor konvensional yang dijual di Indonesia saat ini dibanderol kurang dari Rp20 juta. Kemudian pemerintah telah mengambil berbagai langkah konkret untuk mempercepat perkembangan industri motor listrik.
Zhang mengatakan, dengan pembangunan pabrik di Indonesia, Sunra meningkatkan kekuatan kompetitif komprehensif secara efektif, serta menjamin layanan purna jual di Indonesia dan menjaga ketersediaan suku cadang.
“Sunra berkomitmen memfasilitasi kebutuhan dan gaya hidup individu perkotaan yang memiliki mobilitas tinggi dengan cara yang efektif dan ramah lingkungan dan berharap dapat memberi kontribusi signifikan kepada cita-cita pemerintah,” jelas Zhang.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, produksi motor listrik di Indonesia sejauh ini baru terisi sekitar 10%. Menurutnya, angka tersebut masih bisa terus bertumbuh dan memenuhi permintaan masyarakat.
“Kalau melihat misalnya kayak kendaraan listrik sepeda motor listrik, itu kita (Indonesia) punya kapasitas 1,6 juta per tahun. Sekarang baru terisi, yang terproduksi di sini baru kurang lebih 100 ribu. Artinya, masih ada peluang yang sangat besar sekali,” kata Jokowi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)