Wall Street Berakhir Menguat, Saham Teknologi Jadi Penopang

Dinar Fitra Maghiszha, Jurnalis
Selasa 03 Juni 2025 06:07 WIB
Wall Street berakhir menguat pada perdagangan Senin waktu setempat. (Foto: Okezone.com/Freepik)
Share :

JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street berakhir menguat pada perdagangan Senin waktu setempat. Pasar saham mendapat sentimen positif dari optimisme investor terhadap kelanjutan negosiasi tarif impor Amerika Serikat dengan mitra dagangnya.

Saham-saham teknologi menjadi penopang pasar di tengah kekhawatiran investor terhadap langkah Presiden Donald Trump yang mengumumkan kenaikan tarif impor baja dan aluminium.

S&P 500 naik 0,41% ke 5.935,94, Nasdaq Composite melonjak 0,67% ke 19.242,61. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average hanya menguat tipis 0,08% ke 42.305,48.

Volume perdagangan bursa AS tercatat 15,67 miliar saham, lebih rendah dari rata-rata 20 hari terakhir sebesar 17,8 miliar saham. 

Saham-saham sektor baja melonjak setelah Trump menyatakan akan menggandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50% mulai Rabu (4/6/2025). 

Saham Cleveland-Cliffs naik tajam 23%, sementara Nucor dan Steel Dynamics juga mencatatkan kenaikan signifikan. 

Sementara itu, saham Nvidia naik 1,7% dan Meta menguat 3,6%. Kenaikan ini berkontribusi terhadap penguatan Nasdaq. Di sisi lain, Tesla tergelincir 1,1% setelah melaporkan penurunan penjualan bulanan di beberapa negara Eropa.

Dari sisi makroekonomi, survei Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas manufaktur AS berkontraksi pada Mei. Dalam laporan surve, waktu pengiriman barang juga mengalami keterlambatan akibat hambatan tarif.

 

Presiden Federal Reserve wilayah Dallas, Lorie Logan, mengatakan bahwa dengan inflasi yang masih di atas target dan prospek yang tidak pasti, bank sentral akan terus mencermati berbagai indikator ekonomi sebelum menentukan langkah kebijakan suku bunga.

Pasar kini memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun, menurut data LSEG. 

Fokus investor kini tertuju pada rilis laporan ketenagakerjaan nonpertanian (nonfarm payrolls/NFP) pada Jumat mendatang untuk mengukur kekuatan pasar tenaga kerja.

    

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya