Luhut Sebut Pembahasan soal Ijazah Tak Penting: Apa Kontribusimu Buat Negara?

Dinar Fitra Maghiszha, Jurnalis
Selasa 29 Juli 2025 17:50 WIB
Luhut soal Ijazah (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembahasan mengenai ijazah tidak relevan dan tidak sepatutnya menjadi fokus dalam diskursus kebangsaan.

"Kita asyik masih berbicara soal ijazah yang menurut saya sangat tidak relevan untuk dibicarakan oleh seorang intelektual di Republik ini," kata Luhut dalam peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia dan diskusi  di Bursa Efek Indonesia, Jakarta dkutip, Selasa (29/7/2025).

Pernyataan mantan Menko Maritim dan Investasi (Marves) Kabinet Kerja ini muncul di tengah polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang berasal dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Adapun bahasan tersebut masih menjadi bahan perbincangan publik saat ini. Luhut menilai kontribusi nyata kepada negara jauh lebih penting daripada asal-usul dokumen pendidikan formal.

Bagi Luhut, pembahasan ijazah tak relevan. Baginya, kontribusi seseorang terhadap negara adalah hal yang perlu diperhitungkan.

Bahkan ia bercerita bahwa dirinya tak tahu kondisi ijazah miliknya sekarang.

 

"Apa sih ijazah itu? Saya pun enggak tahu ijazah saya di mana saya taruh. Dan saya pikir tidak relevan. Yang paling relevan itu apa yang kau berikan, kontribusikan pada negara ini," ujarnya.

Dia juga mengajak masyarakat untuk mempertanyakan sejauh mana kontribusi mereka terhadap bangsa.

"Kau tanya pada dirimu apa yang sudah kau berikan pada negara ini. Apakah kau memberikan keributan atau kau memberikan pikiran-pikiran yang untuk membuat Indonesia lebih bagus," lanjutnya.

Menurut Luhut, polemik seperti ini hanya membebani pemerintah dan mengganggu fokus pada hal-hal yang lebih substantif.

"Jangan kita memberikan pikiran-pikiran tambahan pada pemerintah yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan karena itu adalah persoalan-persoalan yang tidak relevan dalam hal ini," tuturnya.

Dia menutup dengan penekanan pada pentingnya menjaga akal sehat dalam menyikapi perbedaan di tengah masyarakat.

"Saya pikir akal sehat kita perlu dikedepankan. Jangan kita mengeklaim diri kita seorang intelektual tapi kita tidak menggunakan akal sehat kita melihat perbedaan-perbedaan di sana-sini. Perbedaan itu pasti ada sejak dunia ini ada. Tapi saya berharap perbedaan-perbedaan itu jangan dijadikan alat untuk kita berkelahi sesama kita," pungkasnya.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya