JAKARTA - Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Indonesia harus bersiap diri dalam memperbaiki segala produk-produknya. Hal ini agar ke depan produk-produk Indonesia tersebut dapat bersaing dengan negara-negara lain di kawasan Asia tenggara.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, terdapat strategi khusus yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha agar mampu bersaing dengan negara lain.
"Kuncinya, kita harus membangun strategi diferensiasi. Kita harus bisa membawa identitas Indonesia sebagai sebuah produk yang punya nilai tertentu," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (23/9/2014).
Dia menjelaskan, strategi diferensiasi tersebut dapat diterapkan pada berbagai macam produk hasil buatan Indonesia, sehingga negara-negara lain tidak mampu menyaingi produk asli Indonesia tersebut.
"Seperti batik yang punya ya Indonesia. Kemudian furnitur, minyak goreng, produk karet, mobil dan elektronik jenis tertentu yang punya hanya Indonesia. Misalnya sama-sama sepatu, negara lain masuk ke sepatu lari, kita masuk ke sepatu sepakbola, seperti itu," jelasnya.
Dia mengibaratkan persaingan Indonesia dengan China melalui perjanjian dagang antar kedua negara. Meski berat untuk bersaing dengan produk-produk China, namun dengan strategi diferensiasi ini produk Indonesia masih bisa menancapkan taringnya.
"Kita harus bersaing dengan produk China, ini berat banget. Meski mereka sudah mengalami tekanan dengan naiknya upah buruh yang tadinya jadi keunggulan mereka," kata dia.
"Jadi kalau kita bertempur pada efisiensi akan berat, belajar dari situ kita harus tekankan pada diferensiasi. Kalau kita bisa bersiang hingga masuk ke pasar China, itu berarti kita punya bersaing dengan manapun," tutupnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)