DEPOK - Kota Depok menjadi penyangga ibu kota di mana setiap harinya terdapat puluhan ribu masyarakat commuter bolak - balik bekerja di Jakarta. Bahkan belakangan ada anekdot yang menyebutkan hanya warga Depok yang mengalami 'Pergi Gelap Pulang Gelap'.
Sebab kebanyakan warganya rela bersusah payah sejak pagi buta berangkat naik kereta menuju tempatnya bekerja. Sementara kemacetan kota Depok disebut-sebut menempati urutan kelima di Indonesia.
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail optimistis bahwa sektor properti tetap bergeliat meskipun Depok sering macet. Sebab, lanjutnya, Depok memiliki jalur kereta yang begitu strategis menjadi nilai jual bagi pengusaha properti atau investor.
"Properti dari sisi sarana transportasi Depok masih menjadi lokasi dilirik orang. Sarana mudah ada stasiun kereta," klaimnya di Balai Kota Depok, Jumat (24/10/2014).
Ia menambahkan selain jalur kereta tol Cinere - Jagorawi (Cijago) dan tol Depok - Antasari (Desari) juga menjadi daya tarik tersendiri yang mempermudah akses. Depok pun akan dijadikan kota jasa dan niaga.
"Ditambah lagi Depok - Antasari memudahkan investor untuk melakukan pembangunan perkantoran perekonomian tinggi. Bukan pasar mal saja, hunian vertikal juga sudah menjadi kebutuhan," tegasnya.
Nur Mahmudi mengklaim bahwa orang asing sudah mulai melirik Depok sebagai hunian. Kemacetan pun juga menjadi salah satu indikasi bahwa adanya pertumbuhan ekonomi.
"Kemacetan adalah indikasi pertumbuhan ekonomi, kami juga harus menjamin kecukupan melebarkan jalan kita tingkatkan sambil evaluasi kedisiplinan pengguna jalan. Orang - orang luar negeri saat ini banyak melirik ke Depok. Kenapa? Ada kereta api. Hunian dekat kereta akan diminati pelaku ekonomi," tandasnya.
(Fakhri Rezy)